Di AS, berbagai uji coba sedang dilakukan untuk kombinasi obat-obatan termasuk klorokuin, hidroksiklorokuin, dan antibiotik yang disebut azithromycin, untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Namun, sejauh ini belum ada bukti yang cukup dari uji coba mengenai penggunaannya yang efektif dalam pencegahan atau pengobatan.
"Kami memerlukan uji klinis acak yang lebih besar dan berkualitas tinggi untuk mengevaluasi efektivitasnya dengan lebih baik," kata Kome Gbinigie dari University of Oxford, penulis laporan pengujian anti-malaria untuk Covid-19.
Terdapat pula risiko efek samping yang serius, termasuk kerusakan ginjal dan hati.
Baca juga: Berikut 8 Organ Dalam yang Terdampak Saat Tubuh Terinfeksi Covid-19
Pada akhir Maret, FDA AS telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk obat-obatan ini dalam pengobatan Covid-19 untuk sejumlah kecil kasus rawat inap.
FDA tidak mengatakan bahwa obat pasti bekerja. Tapi, ini berarti dalam keadaan tertentu, rumah sakit dapat meminta dan menggunakan obat-obatan dari simpanan pemerintah untuk digunakan dalam pengobatan Covid-19.
Namun, pada 24 April 2020, FDA juga mengeluarkan peringatan tentang bahaya penggunaan zat-zat tersebut karena laporan masalah irama jantung pada pasien.
Negara-negara lain juga menyebarkan obat-obatan anti malaria ke berbagai tingkat.
Perancis telah memberi wewenang kepada dokter untuk meresepkan obat untuk pasien dengan Covid-19, tapi pengawas medis negara tersebut juga telah memperingatkan efek samping.
Kementerian kesehatan India merekomendasikan penggunaan hidroksiklorokuin sebagai pengobatan pencegahan untuk petugas kesehatan dan rumah tangga yang berhubungan dengan kasus yang dikonfirmasi jika memiliki resep dari dokter.
Namun, badan penelitian pemerintah India telah memperingatkan terhadap penggunaan obat anti-malaria yang tidak dibatasi, di mana ini merupakan percobaan dan hanya untuk situasi darurat.
Beberapa negara Timur Tengah juga telah mengizinkan penggunaannya atau sedang melakukan uji coba.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Karena minat pada obat ini telah tumbuh sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19, banyak negara telah melihat tingginya permintaan disertai kekurangan.
Klorokuin dan turunannya telah lama tersedia di apotek, terutama di negara berkembang, untuk pengobatan malaria.