Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Penyelamatan, Pemerintah Bisa Gandeng UMKM dalam Penyaluran Bantuan Sosial

Kompas.com - 15/05/2020, 16:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pertama, sebisa mungkin bisa tetap beroperasi walau dengan skala terbatas dan menerapkan protokol kesehatan yang memadai.

Termasuk dengan menyesuaikan pola operasi dengan kebiasaan pelanggan yang berubah menjadi di rumah saja.

Kedua, memastikan bahwa aset lancar berfokus dalam bentuk kas atau uang tunai. Pelaku usaha sebisa mungkin harus mengurangi piutang dagang.

Selain itu, menahan untuk tidak melakukan ekspansi aset tetap terlebih dulu, bahkan jika perlu ada aset yang dijual.

"Karena cash is the king makin relevan dalam kondisi krisis," jelas Gozali.

Ketiga, mengurangi hutang jangka pendek atau mengubahnya menjadi hutang jangka panjang. Selain itu, modal bisa ditambah jika diperlukan untuk menanggulangi penurunan penghasilan.

"Usaha yang bangkrut itu bukan usaha yang tidak untung, tapi usaha yang tidak punya uang tunai untuk membayar biaya atau hutangnya. Untuk menghindari kebangkrutan, perlu cukup uang kas agar bisnis bisa tetap beroperasi, membayar gaji, membayar hutang," kata Gozali.

Baca juga: Bantuan untuk UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disiapkan Selama Corona

Menurut dia, dalam kondisi kiris, bukan tidak mungkin pelanggan mengurangi belanjanya yang berarti uang kas masuk berkurang. Selain itu yang punya piutang juga bisa jadi kesulitan likuiditas, sehingga terlambat bayar, artinya kas juga tidak bertambah.

"Maka penting untuk pegang cash yang memadai. jangan dulu ekspansi untuk nambah aset misalnya," kata Gozali.

Diversifikasi usaha

Gozali juga memberi saran bagi pelaku usaha yang terdampak secara langsung oleh pandemi virus corona, misalnya di sektor pariwisata, transportasi, travelling, dan sektor penunjangnya untuk segera melakukan diversififkasi ke usaha lainnya yang sedang naik di saat pandemi seperti kesehatan, kebersihan atau logistik.

Gozali menyebut hal ini dengan istilah pivoting. Pivoting bisa dilakukan pada produknya saja, namun tetap mempertahankan sistem distribusi yang sama.

"Contohnya usaha alat peraga pendidikan dengan sistem canvassing, saat ini mati suri karena sekolah mungkin paling terakhir akan dibuka. Maka pivotingnya dengan merambah ke produk baru, tapi dengan cara yang sama, canvassing juga ke jaringan yang dimiliki dan lingkungannya," kata Gozali.

Baca juga: OJK: Restrukturisasi Kredit Sudah Rp 207,2 Triliun, Didominasi UMKM

Canvassing adalah salah satu aktivitas penjualan dimana penjual berinteraksi secara langsung dengan konsumen atau calon konsumen dengan cara melakukan kunjungan langsung ke tempat calon pelanggan atau pelanggan tersebut.

"Bisa juga pivoting cara distribusinya, tapi produknya yang tetap. Misalnya usaha kuliner yang sebelumnya dine-in diubah sepenuhnya menjadi delivery dan take-away," jelas Gozali.

Sementara itu, untuk UMKM di bidang jasa yang terdampak total, seperti event organizer, wedding, tata rias, sound system yang konsumennya hilang total karena ketiadaan event maupun wedding, Gozali menyebut bahwa mereka perlu banting setir ke usaha lain terlebih dulu agar bisa tetap bertahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com