Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Margaret Thatcher Dilantik sebagai Perdana Menteri Perempuan Pertama Inggris

Kompas.com - 04/05/2020, 12:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Pada April 1958, Thatcher mencoba kembali ke panggung politik. Kali ini, dia mencoba "kursi aman" Konservatif di Finchley.

Thatcher akhirnya berhasil duduk sebagai anggota Majelis Rendah (House of Commons) Parlemen Inggris dalam Pemilu 1959.

Dari parlemen, karier politik Thatcher sedikit demi sedikit mulai merangkak naik. Pidato pertamanya sebagai anggota baru juga menarik perhatian parlemen.

Talenta politik Thatcher membuatnya digadang-gadang bakal menjadi kandidat perdana menteri di masa depan.

Sebuah pujian yang justru membuatnya pesimistis. "Populasi pria terlalu menghakimi. Tidak akan ada perdana menteri perempuan di masa saya," kata Thatcher saat itu.

Pada 9 Oktober 1961, dia dipromosikan menjadi Wakil Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Urusan Pensiun dan Asuransi Nasional.

Setelah Partai Konservatif kalah pada Pemilu 1964, Thatcher menjadi juru bicara di Kementerian Perumahan dan Tanah.

Ia kemudian pindah sebagai anggota tim bayangan Kementerian Keuangan di 1966.

Pada 1966, petinggi Partai Konservatif melihat Thatcher sebagai kandidat anggota Kabinet Bayangan.

Namun, ketua partai Edward Heath dan wakilnya William Whitelaw malah menominasikan Mervyn Pike sebagai anggota kabinet.

Menteri Pendidikan dan Sains

Ketika Partai Konservatif memenangkan Pemilu 1970, Thatcher didapuk di kabinet menjadi Menteri Pendidikan dan Sains.

Pada saat itu, dia mendapat julukan "Thatcher, milk Snatcher" karena berusaha menghapuskan program susu gratis di sekolah bagi anak usia 7-11 tahun.

Jabatannya membuat Thatcher frustrasi. Tidak saja karena tekanan yang diterima, namun juga Perdana Menteri Edward Heath tidak bersedia mendengarkan suaranya.

Dokumen kabinet menemukan fakta bahwa sebenarnya Thatcher tidak setuju dengan keputusan tersebut. Namun, dia dipaksa oleh Kementerian Keuangan karena penghematan anggaran.

Ditekan oleh media dan oposisi Partai Buruh, Thatcher sempat berpikiran untuk keluar dari politik.

"Saya mempelajari sesuatu yang sangat berharga dari pengalaman ini. Saya menahan kebencian demi mendapat keuntungan politik," kata Thatcher dalam otobiografinya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Reaktor Nuklir Chernobyl Meledak, 32 Orang Tewas

Memimpin Oposisi

Thatcher sempat berkata bahwa tidak akan ada politisi perempuan yang bisa menjadi perdana menteri di era 1970-an.

Namun, prediksinya salah. Pemerintahan Heath mulai disorot karena embargo minyak, dan aksi unjuk rasa serikat buruh yang meminta kenaikan upah di 1973.

Puncaknya, pada Februari 1974, Harold Wilson membawa Partai Buruh memenangkan pemilu mengalahkan Heath yang gagal membentuk koalisi pemerintahan.

Partai Buruh semakin dominan setelah mereka menang di pemilu yang digelar pada Oktober 1974. Kalah beruntun, kursi Heath sebagai ketua partai mulai digoyang.

Pada Februari 1975, Thatcher berhasil mengalahkan Heath dalam pemilihan pertama ketua partai, dan memupus ambisi William Whitelaw.

Thatcher pun menjadi Ketua Partai Konservatif, dan Pemimpin Oposisi, serta menjadikan Whitelaw sebagai wakilnya pada 11 Februari 1975.

Ketika Thatcher menjabat sebagai pemimpin oposisi, kala itu perekonomian Inggris memburuk, dan negara hampir bangkrut.

Namun, pada pertengahan 1978 ekonomi Inggris kembali membaik dan memulihkan kepercayaan pada partai Buruh. Saat itu, Partai Buruh digadang-gadang bakal memenangi Pemilu 1978.

Namun, pada 7 September 1978, James Callaghan saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri membuat keputusan mengejutkan. Dia mengumumkan kalau pemilu bakal digeser setahun, yaitu 1979.

Thatcher menanggapi perubahan itu dengan mengatakan bahwa pemerintahan Partai Buruh pengecut.

Kecaman Thatcher juga mendapat dukungan dari Ketua Partai Liberal David Steel, yang menyatakan bahwa partai penguasa sedang takut.

Kecaman dari dua partai besar itu membuat publik mulai menekan Callaghan. Situasi tersebut dimanfaatkan Thatcher untuk menyerang Partai Buruh.

Dia memaparkan data pengangguran di bawah pemerintahan dengan menggunakan slogan "Buruh Tidak Bekerja".

Seruan untuk menggelar pemilu terjadi setelah Callaghan mendapat mosi tidak percaya di awal 1979. Kemudian 4 Mei 1979, Thatcher resmi menjadi Perdana Menteri perempuan pertama di Inggris.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Beethoven Ciptakan Für Elise

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com