Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Mulai Longgarkan Physical Distancing

Kompas.com - 20/04/2020, 20:11 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Warga Korea Selatan kembali bekerja dan memadati pusat perbelanjaan, taman, lapangan golf dan restoran-restoran setelah Pemerintah Korea Selatan melonggarkan kebijakan physical distancing.

Langkah ini diambil oleh pemerintah setempat setelah melihat tren perkembangan kasus virus corona yang menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Melansir Reuters, Senin (20/4/2020), sejumlah perusahaan, seperti SK Innovations dan Naver telah mengakhiri atau melonggarkan kebijakan work from home (WFH) dalam beberapa pekan terakhir.

Meski demikian, mereka masih menerapkan jam kerja yang fleksibel dan membatasi perjalanan serta pertemuan tatap muka.

Taman-taman, gunung, dan lapangan golf mulai dipadati pengunjung di akhir pekan. Sementara itu, pusat perbelanjaan dan restoran juga mulai dibuka.

Baca juga: Setelah Dua Bulan, Kasus Baru Covid-19 di Korea Selatan Turun Drastis

Situasi yang terjadi sangat kontras dengan negara-negara lain yang hingga saat ini masih menerapkan lockdown secara ketat.

"Saya adalah anggota dari komunitas klub sepak bola dan untuk pertama kalinya setelah dua bulan, kami bisa bermain kembali hari Sabtu (18/4/2020) kemarin." kata Kim Tae-hyung.

Kim yang berusia 31 tahun dan bekerja sebagai teknisi pembangkit listrik di Seoul ini, mengatakan, mereka masih memakai masker saat bermain sepak bola sebagai tindakan pencegahan.

Korea Selatan memperpanjang masa social distancing hingga 16 hari ke depan yang dimulai sejak Minggu (19/4/2020).

Akan tetapi, ada sedikit kelonggaran bagi beberapa fasilitas publik seperti tempat ibadah dan lapangan olahraga.

Keputusan ini diterapkan dengan sangat hati-hati mengingat jumlah infeksi masih berada di kisaran 20 kasus setiap harinya dan sebagian besar berasal dari luar negeri.

Menteri Pertahanan juga menyebutkan, militer akan memberlakukan kembali uji kesehatan untuk calon pendatang dari luar negeri sembari mempertimbangkan untuk melonggarkan aturan perjalanan dan kunjungan.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Wabah Korea (KCDC) melaporkan 13 kasus tambahan pada Senin, setelah sehari sebelumnya hanya mencatat 8 kasus tambahan.

Sementara itu, angka kematian masih tetap berada di angka 236.

Baca juga: Penjelasan Mengapa Pasien Sembuh di Korea Selatan Kembali Dinyatakan Positif Covid-19

Tetap waspada

Suasana di salah satu rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, Januari 2020, saat wabah virus corona sudah merebak.Shutterstock/Luke W. Choi Suasana di salah satu rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, Januari 2020, saat wabah virus corona sudah merebak.
Otoritas Kesehatan setempat meminta semua pihak tetap waspada karena klaster infeksi baru masih bisa muncul kapan saja.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com