Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Munculnya Gelombang II Infeksi Virus Corona di Singapura?

Kompas.com - 20/04/2020, 14:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Singapura tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona pada beberapa minggu terakhir.

Dengan adanya gelombang II ini, Singapura menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara hingga saat ini dengan 6.688 kasus.

Lantas, bagaimana lonjakan kasus itu bermula?

Dari asrama pekerja migran

Lonjakan kasus virus corona terbaru di Singapura berkaitan dengan 323.000 pekerja migran yang tinggal di 43 asrama.

Masing-masing asrama dihuni lebih dari 1.000 orang, dan ada yang dihuni sampai 1.200 orang untuk asrama yang disediakan oleh pabrik.

Sebanyak 4.158 atau sekitar 63 persen kasus infeksi di Singapura berasal dari klaster asrama pekerja migran ini. 

Baca juga: Ada 942 Kasus Baru, Singapura Catatkan Angka Infeksi Harian Tertinggi, Ini Penyebabnya

Dilansir dari SCMP, infeksi pekerja migran pertama kali dilaporkan pada 8 Februari 2020 dan menimpa seorang pria Bangladesh berusia 39 tahun yang bekerja di lokasi pembangunan Seletar Aerospace Heights.

Menyebar di pusat perbelanjaan

Pria itu telah mengunjungi Mustafa Centre, pusat perbelanjaan 24 jam, sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit. Tempat kerjanya, Seletar Aerospace Heights pun menjadi klaster baru dengan beberapa infeksi.

Klaster asrama pertama diidentifikasi pada 30 Maret dengan empat infeksi di asrama S11.

Sejak saat itu, kasus-kasus di antara para pekerja yang tinggal di asrama tersebut meningkat dengan cepat menjadi lebih dari 3.000, sekitar 60 persen dari semua kasus di Singapura.

Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo mengaitkan penyebaran cepat ini dengan pekerja yang bersosialisasi di asrama pada hari libur mereka.

"Mereka mungkin memasak bersama, makan bersama, dan santai bersama," kata Teo, dilansir dari SCMP.

Pihak berwenang telah mengidentifikasi Mustafa Centre yang populer di kalangan pekerja migran, penduduk setempat, dan turis, sebagai titik awal penyebaran penyakit ini di kalangan pekerja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com