KOMPAS.com - Pertempuran antara umat manusia melawan Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Data dari worldometers (7/4/2020) mencatat total kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 1.349.889 kasus.
Sementara, jumlah korban tewas mencapai 74.820 orang dan 47. 409 pasien berada dalam kondisi kritis.
Melansir The Japan Times, Selasa (7/4/2020) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa dunia kekurangan hampir 6 juta perawat.
Baca juga: 2 Pasien Positif Corona Meninggal dalam 2 Hari, Salah Satunya PDP asal Mimika
WHO bekerja sama dengan Nursing Now dan Dewan Perawat Internasional menerbitkan sebuah laporan yang menggarisbawahi peran penting para perawat.
"Perawat adalah tulang punggung semua sistem kesehatan," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.
Apalagi, saat ini banyak perawat berada di garis depan dalam pertempuran melawan COVID-19. Dia juga menambahkan bahwa sangat penting bagi perawat untuk "mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjaga dunia tetap sehat."
Lantas berapa jumlah perawat di dunia?
Baca juga: Masuk Zona Merah Covid-19, Gubernur Sulsel Pikir-pikir Terapkan PSBB
Laporan itu menyebutkan ada hampir 28 juta perawat di dunia ini. Dalam lima tahun menjelang 2018, jumlahnya meningkat sebesar 4,7 juta.
"Tetapi masih terdapat kekurangan sebesar 5,9 juta perawat di seluruh dunia," kata WHO
WHO juga menunjukkan bahwa kesenjangan terbesar ada di negara-negara miskin di Afrika,
Asia Tenggara, Timur Tengah dan sebagian Amerika Selatan.
Laporan tersebut mendesak negara-negara untuk mengidentifikasi kesenjangan antara jumlah perawat dengan kebutuhan perawat di negaranya. WHO juga ingin mereka berinvestasi dalam pendidikan keperawatan.
Baca juga: Saling Bantu Perangi Corona, Lady Gaga dan WHO Gelar Konser Virtual
Melansir The Japan Times, Kepala eksekutif Dewan Perawat Intenasional (ICN) Howard Catton mengatakan bahwa tingkat infeksi, kesalahan pengobatan dan angka kematian menjadi lebih tinggi ketika perawat terlalu sedikit.
Menurutnya, kurangnya jumlah perawat telah mengakibatkan kelelahan bagi perawat yang saat ini terus bertugas. Di sisi lain, Mary Watkins, yang ikut mengetuai laporan untuk Nurse Now, menyerukan perlunya tes virus untuk petugas kesehatan.
"Kami memiliki data yang menunjukkan banyak petugas kesehatan takut bekerja karena mereka takut telah terinfeksi," kata dia.
Catton mengatakan bahwa 23 perawat telah meninggal di Italia sementara sekitar 100 petugas kesehatan telah meninggal di seluruh dunia.
Sementara itu dia mengatakan, ada laporan bahwa sembilan persen pekerja kesehatan terinfeksi di Italia dan tingkat infeksi bisa berada diangka 14 persen.
Baca juga: 100 Rekan Sejawatnya Meninggal karena Virus Corona, Dokter dan Perawat di Italia Trauma
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan dalam sebuah rilis resmi Senin (6/4/2020) hahwa dia menyadari jika setiap individu dan pemerintah ingin melakukan segala yang mereka bisa untuk melindungi diri sendiri dan orang terdekat.
Dia juga memahami bahwa beberapa negara telah merekomendasikan atau sedang mempertimbangkan penggunaan masker medis dan non-medis pada masyarakat umum
untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sementara masker medis harus diproritaskan bagi petugas medis yang berada di garis depan.
Di fasilitas perawatan kesehatan, WHO terus merekomendasikan penggunaan masker medis, respirator, dan peralatan perlindungan pribadi lainnya untuk petugas kesehatan.
Baca juga: Kisah Sopir Bus Meninggal karena Corona, Sempat Ingatkan Penumpang yang Batuk
Dalam rilis tersebut Ghebreyesus juga menyatakan rasa hormatnya kepada semua petugas kesehatan.
"Kami menaruh rasa hormat setinggi-tingginya untuk kontribusi luar biasa dari semua petugas
kesehatan, terutama perawat dan bidan," sebut dia.
Dia menekankan, salah satu pelajaran dari wabah Covid-19 yakni harus berinvestasi pada petugas kesehatan lantaran tidak hanya untuk melindungi kehidupan, tetapi juga untuk melindungi mata pencaharian.
Baca juga: Kekurangan APD, Perawat Terpaksa Tanyakan Kebutuhan Pasien Covid-19 via Grup WhatsApp
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.