Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Korea Selatan, dan Bantuan Rp 13 Juta untuk Warganya...

Kompas.com - 31/03/2020, 09:02 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan akan mengambil kebijakan baru terkait kondisi perekonomian kala pandemi virus corona.

Adapun kebijakan tersebut yakni memberi bantuan terhadap warganya dan menyusun anggaran tambahan kedua dalam upaya untuk mengurangi dampak ekonomi dari virus corona.

Kedua hal itu diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin (30/3/2020) seperti dilansir Reuters.

Keputusan tersebut diambil sebagai imbas dari kondisi ekonomi yang terguncang akibat penyakit Covid-19.

Nantinya, setiap keluarga di Korea Selatan akan diberikan bantuan hingga 1 juta won (Rp 13 juta), kecuali 30 persen populasi yang berpenghasilan tinggi.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 31 Maret: 781.485 Kasus, 164.726 Sembuh, 37.578 Meninggal

Pembebasan tagihan

Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.

Beberapa perusahaan kecil dan menengah juga akan dibebaskan dari pembayaran tagihan utilitas mulai bulan ini.

Pembayaran utilitas, dapat diartikan yakni pembayaran akibat utilitas oleh perusahaan seperti PDAM, listrik, telepon, internet dan gas.

Selain itu, Moon Jae-in tengah menyiapkan anggaran tambahan untuk dimintai persetujuan parlemen pada bulan depan.

"Warga menderita akibat virus corona dan mereka semua pantas diberi bantuan atas rasa sakit dan partisipasi mereka dalam upaya pencegahan," kata Moon.

"Ada kebutuhan bagi pemerintah untuk mencadangkan sebanyak mungkin kekuatan keuangan untuk menahan goncangan ekonomi tanpa akhir yang terlihat dan segera menanggapi ketidakamanan pasar tenaga kerja dan setiap potensi krisis likuiditas perusahaan," lanjut Moon.

Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Orang yang memakai masker untuk melindungi dari tertular penyakit coronavirus (Covid-19) berjalan di sepanjang jalan di Seoul, Korea Selatan.REUTERS/Kim Hong-ji Orang yang memakai masker untuk melindungi dari tertular penyakit coronavirus (Covid-19) berjalan di sepanjang jalan di Seoul, Korea Selatan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan, pemerintah harus menerbitkan obligasi yang mencakup defisit untuk setidaknya mendanai sebagian anggaran kedua.

Paket kebijakan ini adalah bagian dari serangkaian langkah yang telah diambil pemerintah untuk meredakan tekanan pada stabilitas ekonomi Korsel akibat corona.

Sebelumnya, kebijakan yang telah diambil mulai dari pemotongan suku bunga, menambah anggaran, menaikkan batas posisi mata uang dan paket penyelamatan untuk perusahaan.

Korea Selatan sendiri dinilai oleh beberapa negara telah berhasil mengendalikan epidemi Covid-19 hingga menarik perhatian.

Jumlah infeksi baru setiap hari telah mencapai 100 hingga tiga minggu terakhir.

Baca juga: Membuat Disinfektan Sendiri: Cara, Bahan, dan Hal yang Harus Diperhatikan

Pihak berwenang telah memperketat pemeriksaan perbatasan karena jumlah kasus impor telah meningkat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 78 kasus baru pada Senin (30/3/2020).

Kebanyakan dari mereka adalah warga Korea Selatan dengan 13 di antaranya adalah orang-orang yang datang dari luar negeri.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com