Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Inilah Kehidupan Perkotaan 'Baru" Usai Wabah Virus Corona

Kompas.com - 27/03/2020, 15:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

3. Intensifikasi infrastruktur digital

Dampak potensial lain dari virus corona yang dapat terjadi adalah intensifikasi infrastruktur digital di kota-kota.

Korea Selatan adalah salah satu negara yang melaporkan kasus virus corona cukup banyak tetapi dapat menekan angka kematiannya. Pencapaian ini salah satunya berkat peran dari serangkaian inovasi teknologi, termasuk pemetaan dan publikasi pergerakan pasien yang terinfeksi. 

Di China, pihak berwenang juga meminta bantuan perusahaan teknologi seperti Alibaba dan Tencent untuk melacak penyebaran Covid-19. Selain itu, mereka juga menggunakan analisis big data untuk mengantisipasi lokasi munculnya klaster penularan selanjutnya.

4. Menguatkan solidaritas

Datangnya virus corona di berbagai belahan dunia mengisahkan cerita yang berbeda-beda. Namun, salah satu dampaknya adalah sebuah penyebaran yang tiba-tiba untuk membentuk kelompok bantuan bersama.

Upaya ini dirancang untuk memberikan dukungan bagi masyarakat yang rentan. Kondisi tersebut pun menyatukan para warga lintas kelompok usia maupun perbedaan demografis. 

Ironisnya, social distancing yang digaungkan justru membuat sebagian penduduk 'lebih dekat' dari sebelumnya. 

Baca juga: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Perpanjang Waktu Penutupan

5. Tuntutan perlindungan masyarakat lebih tinggi

Rasa kolektif masyarakat yang menguat dapat mengarah pada peningkatan jangka panjang dalam tuntutan publik untuk melindungi warga negara. 

Kondisi ini mungkin akan lebih sulit ditahan oleh pemerintah, terutama terkait kesiapan dalam menghadapi virus corona di luar kondisi pasar yang juga diperhatikan.

Beberapa rumah sakit swasta di beberapa wilayah di dunia telah menghadapi tekanan untuk menambah tempat tidur tanpa biaya tambahan bagi mereka yang membutuhkan. 

Di Los Angeles, para tunawisma telah menyita rumah-rumah kosong, mendapat dukungan dari beberapa anggota parlemen. 

Apakah sentimen seperti akan berkurang setelah virus corona usai atau dapat bertahan lama dengan dukungan politik untuk kebijakan perkotaan yang menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan perusahaan?

Tidak ada yang dapat memberikan jawaban pasti. 

Penasihat Senior PBB untuk Perubahan Iklim dan Program Perkotaan Richard Sennett mengatakan bahwa orang akan berpotensi melihat perubahan mendasar dalam hubungan sosial perkotaan.

"Penduduk kota menjadi sadar akan keinginan yang tadinya tidak mereka ketahui, seperti lebih banyak kontak dengan manusia, berhubungan dengan orang-orang yang tidak seperti dirinya sendiri," jelas Sennett. 

Baca juga: Jenazah Pasien PDP Corona di Aceh Utara Dibuka Plastiknya dan Dimandikan, Keluarga Bersikeras Pasien Sakit Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com