Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Mampu Atasi SARS dan Nipah, Bagaimana dengan Covid-19?

Kompas.com - 21/03/2020, 19:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malaysia tidak asing dengan krisis kesehatan masyarakat yang sempat terjadi, seperti wabah SARS dan nipah. Dan mereka berhasil mengatasinya.

Namun, para ahli mengungkapkan, ancaman yang ditimbulkan oleh virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menjadi pengalaman yang berbeda.

Dilansir dari SCMP, Malaysia menjadi negara yang paling terpukul di kawasan Asia Tenggara lantaran jumlah kasus virus corona tercatat paling tinggi di negeri jiran ini.

Baca juga: Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

Tingkat kematian

Adapun jumlah kasus yang ada di Malaysia sebanyak 1.030 kasus. Sementara, Singapura 345 kasus, Indonesia 309 kasus, Vietnam 85 kasus, Thailand 50 kasus, dan Kamboja 47 kasus.

Namun, jumlah korban meninggal akibat virus corona di Malaysia sebanyak 25 orang. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Indonesia yang melaporkan ada 32 kematian dari negara-negara tersebut.

Sementara, Myanmar dikabarkan tidak memiliki kasus kematian, namun sebelumnya pemerintah Myanmar menutup perbatasan dan menghentikan tenaga imigrannya untuk bepergian ke luar negeri, terlepas dari biayanya.

Atas banyaknya kasus di Malaysia, penduduk setempat mulai panik dan mengerahkan tenaga militer untuk membantu polisi memberlakukan penguncian atau karantina terhadap pergerakan warga.

Pengarantinaan ini membuat pihak berwenang tetap berjuang meyakinkan warga Malaysia untuk tinggal di rumah.

Hal ini terlepas dari ancaman penjara enam bulan bagi siapa pun yang ditemukan di luar tanpa alasan yang sah, seperti membeli atau mengirimkan keperluas, mencari perawatan kesehatan atau melakukan tugas resmi.

Baca juga: Viral, Foto Alcohol Swab untuk Membersihkan Ponsel dan Alat Makan dari Virus Corona

Melacak warga yang ikut acara tabligh akbar

Selain itu, Pemerintah juga berupaya untuk melacak ribuan orang yang menghadiri pertemuan tabligh akbar pada akhir Februari 2020.

Mereka yakin ada sebanyak 16.000 orang menghadiri acara di Masjid Seri Petaling dan 600 dari mereka telah dinyatakan positif terkena virus corona.

Kemudian, 4.000 orang yang ikut serta masih akan dilacak, meski panitia membantah hal itu.

Wabah datang di saat pemerintah berantakan

Muhyiddin Yassin melambai ke arah awak media setelah Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah dari Pahang resmi menunjuknya sebagai perdana menteri pada 29 Februari 2020.REUTERS/LIM HUEY TENG Muhyiddin Yassin melambai ke arah awak media setelah Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah dari Pahang resmi menunjuknya sebagai perdana menteri pada 29 Februari 2020.

Direktur Jenderal Kesehatan, Noor Hisham Abdullah telah memperingatkan warga Malaysia, apabila mereka tidak mematuhi batasan dan social distancing, maka negara tersebut akan mengalami gelombang infeksi baru yang menyerupai tsunami.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Tren
Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Tren
Kronologi Mayat Dalam Toren Air di Tangsel, Diduga Tetangga Sendiri

Kronologi Mayat Dalam Toren Air di Tangsel, Diduga Tetangga Sendiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com