Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya China Laporkan Tak Ada Kasus Positif Covid-19 melalui Transmisi Lokal

Kompas.com - 19/03/2020, 10:27 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, China melaporkan nol kasus baru Covid-19 yang berasal dari tranmisi lokal sejak wabah merebak di negara itu pada Desember 2019.

Melansir dari SCMP, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, hal ini juga merupakan pertama kali Provinsi Hubei, tempat penyakit Covid-19 ditemukan, mencatat tidak ada kasus baru baik domestik maupun dari luar negeri.

Secara nasional, terdapat 34 infeksi baru di mana seluruhnya berasal dari luar negeri.

Jumlah kematian di China turun menjadi satu digit, dengan angka8 kematian. Jumlah korban meninggal dunia di China total menjadi 3.245 orang.

Otoritas Kesehatan China menyebutkan, 23 kasus dugaan baru telah dilaporkan, dengan jumlah total infeksi saat ini mencapai 80.928 kasus, dengan 70.420 pasien dinyatakan sembuh.

Pihak berwenang merilis angka infeksi harian di Hubei sejak 10 Januari 2020 dan data nasional sejak 20 Januari 2020.

Sementara, di tempat lain, infeksi dari virus corona yang sekarang menjadi pandemi global terus meningkat.

Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, Mengapa Sebaiknya 14 Hari di Rumah Saja?

Italia melaporkan 3.526 kasus baru dalam 1 malam; Jerman melaporkan 4.070 kasus baru; Spanyol 4.719 kasus baru, dan Amerika Serikat 1.875 kasus baru.

Pada 18 Maret 2020, disebutkan bahwa China mungkin hanya butuh beberapa minggu lagi untuk perawatan pasien Covid-19 yang dalam kondisi parah.

Hal ini bisa terjadi selama dapat menangkis potensi penyebaran oleh pembawa virus yang kembali ke negara tersebut.

Orang-orang tetap melanjutkan aktivitas di Beijing, China, pada Kamis (5/3/2020), di tengah wabah virus corona yang melanda negara tersebut.Koki Kataoka/The Yomiuri Shimb Orang-orang tetap melanjutkan aktivitas di Beijing, China, pada Kamis (5/3/2020), di tengah wabah virus corona yang melanda negara tersebut.
Dari 13 kasus baru yang terkonfirmasi di China, Rabu (18/3/2020), sebanyak 12 kasus merupakan kasus impor.

"Tantangannya adalah apakah China dapat memuat jumlah kasus impor, dan mereka akan menginfeksi lebih banyak orang atau menjadi kasus yang parah," kata Ketua Komite Penasihat Penyakit Menular di Hong Kong Medical Association Dr Leung Chi-chiu.

Menurut Leung, jika ancaman tersebut teratasi, maka sebagian besar pasien Covid-19 akan keluar dari rumah sakit pada akhir bulan ini.

Baca juga: Negara-Negara yang Konfirmasi Kasus Baru Virus Corona dari Tabligh Akbar di Malaysia

Hal menjadi kabar baik bagi rumah sakit China, terutama di Wuhan. Sejauh ini, jumlah kasus baru di daratan China terus menurun.  

"Mereka yang sakit parah akan tinggal jauh lebih lama di rumah sakit daripada mereka yang hanya memiliki gejala ringan. Dan karena itu, menjelang akhir epidemi di negara ini, kasus yang tersisa kemungkinan besar adalah mereka yang parah," ujar Leung.

"Persentasenya hanya akan naik karena China sekarang telah melewati masa puncak penyakit ini," lanjut dia.

Dari 8.056 orang dalam kondisi parah yang saat ini dirawat di rumah sakit di China, sebanyak 2.622 di antaranya dirawat di Wuhan.

Jumlah kasus sakit parah turun secara signifikan dari 11.246 pada 18 Februari 2020.

Namun, proporsi dari total telah meningkat sekitar 20 persen pada akhir bulan lalu.

Baca juga: Cara Penularan Virus Corona dan Alasan Pentingnya Social Distancing

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membuat Hand Sanitizer Versi WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com