Pemerintah juga memiliki klinik khusus untuk epidemi. Selain itu pemerintah mengeluarkan pesan resmi yang mendesak masyarakat untuk mencuci tangan dan mengatur tata cara bersin selama flu.
Kebijakan lain yang dibuat Singapura adalah pelarangan wisatawan mulai akhir Januari.
Singapura menjadi salah satu negara yang melarang wisatawan dari China.
Baca juga: Viral Foto Masker Bekas Seharga Rp 330.000 Dijual di Apotek di Yogyakarta
Selain itu orang yang dekat dengan pasien dikarantina untuk membatasi penyebaran.
Di negara berpenduduk 5,7 juta orang itu, pemerintahnya mengembangkan kemampuan untuk menguji lebih dari 2.000 orang per hari.
Pengujian sampel itu gratis. Demikian juga perawatan medis untuk semua penduduk.
Orang yang diketahui dekat dengan pasien dimasukkan ke dalam karantina wajib untuk menghentikan penularan lebih lanjut.
Hampir 5.000 orang telah diisolasi. Bagi mereka yang menghindari perintah karantina dapat menghadapi dakwaan pidana.
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?
Semua pasien pneumonia di Singapura diuji coronavirus. Begitu juga orang-orang yang sakit parah.
Kasus positif telah diidentifikasi di bandara, di klinik pemerintah dan, paling sering, melalui pelacakan kontak.
Sistem kesehatan masyarakat di Singapura telah dibangun bertahun-tahun.
Beberapa tahun yang lalu, Singapura menghadapi wabah SARS. Kini mereka telah belajar.
Pemimpin program pelacakan kontak di Singapura Kurupatham mengungkapkan, selama masa damai mereka merencanakan penanganan epidemi seperti ini.
Dia telah bekerja 16 jam sehari selama 2 bulan.
Baca juga: Jadi Pandemi Global, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19