Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Tantangan Kerja dari Rumah dan Cara Menyiasatinya

Kompas.com - 17/03/2020, 18:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Lebih penting dari syarat teknis adalah non teknis. Ini berhubungan dengan budaya kerja.

Memindahkan budaya kerja yang sudah terbentuk dari kebiasaan bekerja di kantor menjadi bekerja di rumah, perlu penyesuaian yang tidak mudah.

Sistem yang berjalan di tempat kerja membentuk kebiasaan karyawan dalam pengelolaan waktu, sistematika bekerja dan interaksi yang langsung terhubung dengan karyawan lain.

Sementara ketika KDR tidak ada sistem yang mengatur. Kedisiplinan diri yang ketat pada batas waktu (deadline) dan fokus pada pekerjaan menjadi sebuah keharusan.

Khusus bagi karyawan yang mempunyai anak balita atau anak usia sekolah, juga menjadi tantangan sendiri.

Mengubah pola pikir bahwa jam kerja ketika di rumah adalah waktu untuk bekerja bukan waktu untuk keluarga, bukan perkara mudah.

Terlebih bertemu dengan keluarga terbatas pada pagi hari ketika mau berangkat dan malam hari ketika pulang dari kerja. Konsentrasi akan terbagi untuk keluarga dan pekerjaan.

Bagaimana supaya produktif

Bekerja dari rumah menjadi pilihan bagi banyak karyawan pada saat ini. Bagaimana agar perpindahan tempat kerja ini tetap membuat karyawan produktif?

Pertama, mengubah pola pikir bahwa di rumah itu adalah bekerja, bukan berlibur. Kiat sederhana untuk menjaga pola pikir adalah dari cara berpakaian.

Tetaplah berpakaian seperti orang kerja, walaupun dengan jenis pakaian yang lebih santai dan sederhana.

Awal mula bekerja dari rumah dengan menggunakan pakaian rumah (misal daster bagi perempuan dan celana kolor kaos oblong bagi laki-laki) maka mengubah pola pikir akan menemui kegagalan.

Kedua, disiplin yang ketat. Mulai bekerja sesuai dengan jam ketika masuk kantor.

Di tengah bekerja meluangkan waktu untuk bercengkerama bersama keluarga atau mengerjakan hobi yang lain, tidak menjadi soal.

Hanya saja meminjam kuadran Eisenhower, pekerjaan kantor tetap menjadi kuadran penting-mendesak dan penting-tidak mendesak.

Bertemu keluarga atau mengerjakan aktivitas lain adalah kuadran tidak penting-tidak mendesak.

Ketiga, pastikan perkakas pendukung kerja (laptop, komputer, jaringan internet, alat komunikasi atau apapun yang biasa dipakai saat bekerja) dapat digunakan dengan maksimal.

Bekerja dari rumah yang sifatnya individu bukan komunal seperti ketika bekerja di kantor, perkakas pendukung kerja alhasil menjadi faktor mutlak untuk menuntaskan pekerjaan.

Perkakas kerja merupakan senjata utama untuk KDR.

Selamat bekerja dari rumah dengan kinerja yang justru bertambah optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com