Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Penyebaran Corona, Vietnam Buat Bilik Disinfeksi untuk Bersihkan Virus dan Bakteri

Kompas.com - 16/03/2020, 15:04 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona terus menjadi perhatian masyarakat dunia. Sejumlah negara pun mulai berinovasi untuk menekan penyebaran virus corona

Salah satunya adalah Vietnam. Di Vietnam, virus corona pertama kali terdeteksi pada 23 Januari 2020. 

Pasien positif pun terus bertambah hingga 16 orang. Namun, tidak lama kemudian, Pemerintah Vietnam mengumumkan seluruh pasien telah sembuh. 

Negara tersebut melakukan langkah cepat dengan mengisolasi warganya selama 20 hari. 

Baca juga: RSUD Kardinah Kota Tegal Isolasi Dua Pasien PDP Virus Corona

Sekolah-sekolah ditangguhkan dan memberlakukan larangan impor satwa. Meski demikian, Vietnam juga terus melakukan inovasi untuk  menekan penyebaran virus corona. 

Melansir VNExpress (16/3/2020), pakar di Vietnam telah menciptakan seperangkat bilik steril portabel untuk membersihkan seluruh tubuh masyarakat yang bekerja di daerah yang terinfeksi virus corona.

Bilik portabel ini menjadi viral setelah fotonya diunggah oleh akun Twitter @LunaOi_VN. Hingga berita ini ditulis, telah ada 76,5 ribu retweet dan 171,8 ribu likes terkait unggahan tersebut. 

Baca juga: Menteri Jerman: Penelitian Vaksin Virus Corona Tidak Dijual

Bilik portabel tersebut dibuat oleh Institut Nasional Kesehatan Kerja dan Lingkungan bekerja sama dengan Universitas Sains dan Teknologi Hanoi. 

Bilik portabel ini dapat mendisinfeksi orang yang  berkontak langsung dengan pasien Covid-19. Sistem ini terdiri dari dua bilik yakni ruangan yang basah dan satunya kering. 

Satu semprotan air elektrolisis dalam bentuk tetesan dan lainnya mengarahkan panas dan ozon ke tubuh orang tersebut.

Komponen utama dari ruangan yang basah adalah penyemprot kabut kabut 360 derajat dan sensor inframerah yang secara otomatis mengaktifkan penyemprotan ketika seseorang masuk.

Ruang kering menggunakan panas dan ozon pada tingkat yang diizinkan untuk memastikan keamanan bagi orang yang didesinfeksi.

Dibutuhkan satu 30 detik untuk menyelesaikan satu putaran desinfeksi di setiap ruang, yang berukuran selebar satu meter dan dua meter dan dapat dipindah-pindahkan.

 

Diproduksi dengan mengelektrolisis air ledeng biasa yang mengandung natrium klorida terlarut, bahkan dapat membersihkan sistem pernapasan.

Baca juga: Salah Satu Anggota DPRD DKI Jakarta Disebut Suspect Virus Corona

Bisa mendisinfeksi 1.000 orang per hari 

Doan Hong Hai, Kepala Institut Nasional Kesehatan Kerja dan Lingkungan, mengatakan, sistem tersebut dapat menyingkirkan 99,99 persen dari virus corona baru yang berukuran 1/900 ukuran rambut manusia dan menempel pada permukaan pakaian, tas sepatu dan lain-lain.

Dia menambahkan, institut memutuskan untuk membuatnya karena orang yang secara langsung bekerja di daerah yang terinfeksi tidak memiliki cara untuk mendisinfeksi diri mereka sepenuhnya.

Seluruh sistem dirancang dan diproduksi secara lokal. Lembaga dan universitas belum mengeluarkan biaya untuk produksi komersial.

Diperkirakan sistem ini dapat mendisinfeksi hingga 1.000 orang per hari. Vietnam telah mencatat 57 kasus Covid-19 sejauh ini, dan 16 di antaranya telah dipulangkan minggu lalu.

Wabah Covid-19 sejauh ini telah menyebar ke 157 negara dan wilayah, dengan jumlah korban jiwa meningkat menjadi lebih dari 6.500.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, BTN Berlakukan Layanan Terbatas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com