Ari mengungkapkan, prinsip utama mengobati pasien GERD adalah dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.
"Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan," imbuh dia.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tata laksana non obat bagi pasien GERD, antara lain:
Baca juga: Mantan Istri Sule Meninggal, Kenali Macam-macam Penyakit pada Lambung
Kemudian, beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalamiGERD, apabila mengonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada.
Di sisi lain, untuk tata laksana obat-obatan, yakni berupa pemberian obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti-sekresi asam lambung.
Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonis H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin.
"Untuk kelompok lainnya termasuk obat anti-asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton, seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, atau pentoprazol," kata dia.
Tak hanya itu, ada juga antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas, digunakan untuk mengurangi gejala akibat gerd.
Ari menyampaikan, pasien dengan GERD bisa sembuh dengan menghindari faktor pencetus dan mengonsumsi obat-obatan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter.
Baca juga: Belajar dari Cecep Reza, Kenali Orang Berisiko Tinggi Penyakit Jantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.