Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Maria Ulfah Soebadio, Menteri Perempuan Pertama Indonesia

Kompas.com - 16/02/2020, 11:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Penunjukan Maria disebut untuk membantu pengurusan pengembalian tawanan interniran yang terdiri dari Belanda, Perancis dan keturunan Indo.

"Karena itu, Bung Sjahrir yang menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri RI mendesak saya menerima jabatan itu," kata Maria dalam Harian Kompas, 21 Desember 1980.

Menurut Maria, tujuan Sjahrir menunjuknya sebagai menteri juga untuk meyakinkan Sekutu bahwa Indonesia bukan boneka Jepang.

Baca juga: 5 Tokoh Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Siapa Saja Mereka?

Pendirian kantor berita Antara

Dalam tradisi Jepang saat itu, kedudukan wanita dipandang rendah.

"Saya menerima tugas dari Bung Sjahrir demi kemanusiaan. Apalagi sebagian besar tawanan adalah wanita," kata Maria.

Maria juga pernah diminta untuk menjadi penghubung antara RI dan Sekutu.

Penunjukan ini pun bukan tanpa sebab. Menurut Sjahrir, orang Inggris sangat menghormati perempuan sehingga tak mungkin berlaku kasar.

Di masa Kabinet Amir Sjarifuddin, Maria memimpin kantor perdana menteri, setelah ia menolak tawaran jabatan Mensos hingga tahun 1959.

Maria juga menjadi sosok penting di balik penetapan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember.

Hari Ibu sebenarnya sudah ditetapkan sejak Kongres Perempuan III, tapi hal itu baru diakui pada 1959 melalui Keppres No 316/59 setelah diusulkan kepada pemerintah di era Kabinet Djuanda.

Di dunia pers, Maria membantu Adam Malik dalam mendirikan kantor berita Antara pada 1937.

Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Sensor Film selama 11 tahun (1950-1961).

Maria menikah dengan Soebadio Sastrosatomo pada 1964, tiga tahun sebelum pensiun.

Srikandi kelahiran Serang itu tutup usia pada 15 April 1988 di usia 76 tahun setelah menjalani perawatan akibat bronchitis dan asma serta lambung berdarah.

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Legenda Bulu Tangkis Tati Sumirah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com