KOMPAS.com - Lembaga Penelitian Seismologi di Amerika Serikat (IRIS) mengungkapkan informasi terkait terjadinya gempa yang dirasakan oleh 4 stasiun seismik yang lokasinya berjauhan.
Adapun penjelasan mengenai 4 grafik gelombang disampaikan melalui akun Twitter IRIS, @IRIS_EPO, Kamis (6/2/2020).
Same earthquake, different seismic stations; why do the seismograms look different?https://t.co/9zvM3zMjAl pic.twitter.com/GvfKxha193
— IRIS Earthquake Sci (@IRIS_EPO) February 6, 2020
"Same earthquake, different seismic stations; why do the seismograms look different? (Gempa yang sama, stasiun seismik yang berbeda; mengapa seismogram terlihat berbeda?)," tulis IRIS dalam twitnya.
Dalam visual, terlihat gelombang P dan gelombang S yang datang ke 4 titik stasiun seismik, yakni A, B, C, dan D, dan menghasilkan grafik gelombang yang berbeda pada seismograf.
Setelah itu, muncul gelombang yang terjadi di permukaan bumi dan juga menampilkan grafik gelombang yang oleh BMKG disebut gempa susulan.
Twit itu juga dilengkapi dengan video yang menggambarkan alur gelombang yang dirasakan dari stasiun seismik satu dengan lainnya.
Apakah gempa yang terjadi selalu diikuti gempa susulan?
Baca juga: Melonguane, Sulut Diguncang Gempa 6,1 Magnitudo, BMKG: Dipicu Thrust Fault
Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, setelah terjadi gempa, ada gempa susulan.
"Iya (gempa susulan), jika getaran itu setelah di-locating di tempat yang sama, karena kan dalam waktu sama banyak terjadi di berbagai tempat," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (9/2/2020).
Sementara itu, gempa yang berawal dari titik pusat gempa dan merambat hingga terlacak oleh stasiun seismik memiliki kecepatan rambat yang berbeda.
Daryono mengatakan, cepat rambat gelombang itu dinamakan gelombang seismik.
"Dalam video, gelombang P lebih cepat dari gelombang S. Saat terjadi gempa ada banyak gelombang," ujar Daryono.
Gelompang (P) atau pressure muncul gelombang shear (S), setelah itu muncul lagi gelombang permukaan yang disebut Rayleigh.
Reyleigh ini umumnya disebut gempa susulan.
Selain itu, terkait kekuatan gempa, Daryono mengungkapkan, gempa yang terjadi dihitung keseluruhan/total.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.