LIMABELAS hari usai tahun baru Imlek (Sin Cia), maka hari yang ditunggu-tunggu adalah perayaan Cap Go Meh.
Cap artinya sepuluh, go artinya lima, dan meh artinya malam. Jadi, Cap Go Meh adalah malam perayaan hari ke-15 setelah Imlek.
Cap Go Meh tahun ini jatuh pada 8 Februari 2020.
Cap Go Meh merupakan pesta besar warga Tionghoa yang bertujuan memberi hiburan kepada seluruh warga Tionghoa dan warga sekitar dengan menonton berbagai pertunjukan seperti Barongsai, Liong, dan indahnya ratusan cahaya lampion.
Kue keranjang (ti kwe), orang bilang dodol cina, merupakan menu utama Imlek dan Cap Go Meh. Bentuknya bulat yang dibungkus memakai daun pisang atau plastik. Warnanya merah dan tampak kenyal. Rasanya sangat manis dan gurih.
Biasanya kue keranjang menjadi salah satu sajian yang diletakkan di meja abu leluhur pada perayaan Imlek.
Menurut kebiasaan, kue keranjang tidak dimakan selama perayaan Imlek. Akan tetapi, pada saat Cap Go Meh, barulah kue ini disajikan pada kaum keluarga.
Sajiannya bisa digoreng memakai tepung, bisa juga dicocol pada parutan kelapa.
Konon, dari berbagai sumber, asal usul Cap Go Meh bermula dari seorang gadis bernama Guan Siau (Yuan Xiao Jie).
Ia adalah pelayan raja pada Dinasti Han (206 SM-220 M) yang hendak bunuh diri karena tidak dapat bertemu orangtua dan keluarganya.
Tetapi Menteri Dong Fang Shuo mencegahnya.
Dong mencegah dengan cara mengarang cerita bahwa nanti tanggal 15 pada bulan pertama akan datang Dewa Api yang hendak membumihanguskan kota tempat tinggal Guan Siau dan istana raja.
Hanya Guan Siau yang bisa mencegah dan menyelamatkan rencanaa jahat Dewa Api ini.
Caranya pada malam tanggal 15 itu Guan Siau dan semua penduduk kota harus membawa lampion warna merah menyala sehingga kota akan tampak merah membara seolah terbakar.
Terbukti apa yang dilakukan Guan Siau dan penduduk kota membatalkan niat jahat Dewa Api. Akhirnya Dewa Api yang melihat kota dan istana yang tampak membara membatalkan niatnya.
Sebaliknya, Guan Siau bisa bertemu dengan kedua orangtua dan keluarganya pada malam itu. Sejak itu arti Guan Siau adalah malam dengan bulan purnama pertama dalam tahun yang baru.
Perayaan Cap Go Meh biasanya diadakan acara gotong Toapekong dari bio ke jalan raya yang diiringi Barongsai dan Liong.
Toapekong adalah patung dewa dewi yang berada di kelenteng. Toapekong tidak sembarang keluar dari kelenteng, tetapi harus melalui sembahyang tertentu.
Konon tujuan gotong Toapekong ke jalan raya untuk menolak bala di setiap jalan yang dilaluinya.
Perayaan Cap Go Meh selalu menampilkan barongsai. Barong artinya topeng serupa binatang, say artinya singa (bahasa Hokkian).
Jadi, barongsai adalah tarian yang memakai topeng menyerupai seekor binatang (singa), baik bentuk wajah dan tubuh, juga lenggak-lenggok badannya.
Barongsai biasanya dimainkan oleh dua orang, bagian kepala dan bagian ekor. Kemudian pada setiap atraksi selalu diiringi genderang/tambur, simbal, yang dipukul bertalu-talu dengan irama tertentu.
Konon, atraksi ini tujuannya untuk mengusir roh-roh jahat (nian) dan buang sial.
Yang menarik dari atraksi Barongsai adalah saat mengambil angpao yang digantungkan pada ketingggian tertentu. Ini membutuhkan keterampilan khusus. Selain itu banyak pengunjung yang memberikan angpao lewat mulut Barongsai.
Biasanya kehadiran Barongsai juga dimanfaatkan oleh para pengusaha warga Tionghoa ketika membuka usaha baru, baik toko, perkantoran, maupun pabrik.
Banyak cerita tentang asal mula Liong atau Naga ini. Ada cerita rakyat di Tiongkok yang menyebutkan bahwa Huang Di semasa Dinasti Han (180-230 SM) yang menciptakan lambang Liong ini.
Liong terbentuk dari campuran berbagai binatang. Moncongnya seperti buaya, kumis harimau, mata kelinci, telinga kerbau, tanduk rusa, kaki rajawali, badan ular, perut katak, ekor ikan. Jadilah seekor naga (Liong).
Panjang Liong bervariasi, dari 8 meter hingga 100 meter dengan warna badan merah, hijau, atau kuning. Atraksi menggunakan tongkat yang terpasang di bawah perut yang diusung 9 orang atau lebih. Atraksi ini butuh kekompakan pemain agar lekukan tampak indah.
Atraksi yang paling menyeramkan adalah Tatung. Nama lain Tatung adalah Lok Tung, Tang Sin, Tangki, atau Laoya.
Biarpun nama berbeda tetapi peragaan yang ditampilkan sama saja.
Aktraksi Tatung paling heboh biasanya di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Bisa ratusan Tatung yang diturunkan, biasanya kolaborasi antara orang Tionghoa dan suku Dayak.
Tatung adalah orang yang tubuhnya dipakai atau dirasuki roh leluhur sehingga memiliki kekuatan magis sekaligus menjadi perantara antara manusia dengan dewa.
Atraksi Tatung yang dipertunjukkan dengan cara melukai badan, tetapi tidak merasakan sakit padahal darah bercucuran.
Misalnya, sayat lidah pakai golok, tusuk pipi memakai sebatang besi, sayat badan lainnya tanpa merasa kesakitan.
Itulah serba serbi Cap Go Meh, dan pada tahun ini dirayakan pada 8 Februari 2020. Duk-jreng-duk-jreng-duk-jreng-duk-jreeeng…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.