Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Ijen Alami Peningkatan Aktivitas Vulkanik, Ini Imbauan BNPB

Kompas.com - 18/01/2020, 17:54 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Ijen di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Sedikitnya, telah terjadi tiga kali gempa dan indikasi keluarnya gas.

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/1/2020), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengungkapkan bahwa hasil monitoring dari data seismik (kegempaan) mulai tanggal 10 Januari mengalami peningkatan jumlah kegempaan. 

Tanggal 13 Januari 2020 pukul 00.04 WIB, terekam getaran indikasi munculnya bualan (gelembung air) yang membawa gas berbahaya (CO2, H2S, dll) yang melebihi ambang batas.

Menurut keterangan tersebut, kondisi ini juga diketahui oleh petugas solfatara PT Candi Ngrimbi yang bertugas di lapangan. 

Pada tanggal 14 Januari 2020 pukul 15.00 WIB dan 16.45 WIB, muncul pula getaran bualan, serta gempa tremor dengan amplitudo membesar. 

Hingga tanggal 16 Januari 2020, pengamatan menunjukan aktivitas kegempaan berangsur menurun dan tidak terekam aktivitas getaran bualan.

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo pun membenarkannya.

"Infonya benar," jawab Agus.

Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Ijen periode pengamatan tanggal 17 Januari 2020, cuaca di Gunung Ijen cerah dan berawan. 

Sementara, dari visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah. 

Kemudian, tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5 hingga 4 mm (dominan 1 mm).

Imbauan

Menurut laporan PVMBG, kegempaan masih tinggi, sehingga perlu diwaspadai potensi keluarnya gas berbahaya.

Masyarakat di sekitar Gunung Ijen dan pengunjung/wisatawan/penambang tidak diperbolehkan mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah yang ada di puncak Gunung Ijen.

Selain itu, pengunjung juga tidak dibolehkan menginap dalam kawasan Gunung Ijen dalam radius 1 km dari kawah. 

Meskipun demikian, Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menyebutkan, kegiatan pariwisata masih tetap buka.

"Pariwisata tetap buka, wisatawan diminta menjauh saja," kata Agus.

Meskipun aktivitas kegempaan relatif menurun, masyarakat atau pengunjung diminta untuk tetap mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan PVMBG Badan Geologi. 

"Apalagi sekarang masih musim penghujan, bualan-bualan gas di Gunung Ijen sering terjadi di musim penghujan," tulisnya kepada Kompas.com (18/1/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Tren
10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

Tren
Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Tren
Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com