Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Ijen Alami Peningkatan Aktivitas Vulkanik, Ini Imbauan BNPB

KOMPAS.com - Gunung Ijen di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Sedikitnya, telah terjadi tiga kali gempa dan indikasi keluarnya gas.

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/1/2020), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengungkapkan bahwa hasil monitoring dari data seismik (kegempaan) mulai tanggal 10 Januari mengalami peningkatan jumlah kegempaan. 

Tanggal 13 Januari 2020 pukul 00.04 WIB, terekam getaran indikasi munculnya bualan (gelembung air) yang membawa gas berbahaya (CO2, H2S, dll) yang melebihi ambang batas.

Menurut keterangan tersebut, kondisi ini juga diketahui oleh petugas solfatara PT Candi Ngrimbi yang bertugas di lapangan. 

Pada tanggal 14 Januari 2020 pukul 15.00 WIB dan 16.45 WIB, muncul pula getaran bualan, serta gempa tremor dengan amplitudo membesar. 

Hingga tanggal 16 Januari 2020, pengamatan menunjukan aktivitas kegempaan berangsur menurun dan tidak terekam aktivitas getaran bualan.

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo pun membenarkannya.

"Infonya benar," jawab Agus.

Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Ijen periode pengamatan tanggal 17 Januari 2020, cuaca di Gunung Ijen cerah dan berawan. 

Sementara, dari visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah. 

Kemudian, tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5 hingga 4 mm (dominan 1 mm).

Imbauan

Menurut laporan PVMBG, kegempaan masih tinggi, sehingga perlu diwaspadai potensi keluarnya gas berbahaya.

Masyarakat di sekitar Gunung Ijen dan pengunjung/wisatawan/penambang tidak diperbolehkan mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah yang ada di puncak Gunung Ijen.

Selain itu, pengunjung juga tidak dibolehkan menginap dalam kawasan Gunung Ijen dalam radius 1 km dari kawah. 

Meskipun demikian, Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menyebutkan, kegiatan pariwisata masih tetap buka.

"Pariwisata tetap buka, wisatawan diminta menjauh saja," kata Agus.

Meskipun aktivitas kegempaan relatif menurun, masyarakat atau pengunjung diminta untuk tetap mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan PVMBG Badan Geologi. 

"Apalagi sekarang masih musim penghujan, bualan-bualan gas di Gunung Ijen sering terjadi di musim penghujan," tulisnya kepada Kompas.com (18/1/2020).

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/18/175449265/gunung-ijen-alami-peningkatan-aktivitas-vulkanik-ini-imbauan-bnpb

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke