Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Demam Babi Afrika dan Hog Cholera di Sumut

Kompas.com - 18/01/2020, 16:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah demam babi Afrika akibat virus African Swine Fever (ASF) dilaporkan telah menjangkiti 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Kematian babi-babi akibat ASF tersebut dimulai sejak 25 September 2019 dan merebak hingga saat ini.

Pemerintah juga masih berupaya untuk mencegah penyebarannya melalui sejumlah pengawasan.

Lantas, apakah virus ASF itu dan dapatkah virus tersebut dapat menular ke manusia?

Direktur Kesehatan Hewan, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan bahwa virus ASF tidak dapat ditularkan ke manusia.

"Virus ASF tidak menular ke manusia, hanya babi. Semua babi bisa tertular," ujar Fadjar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).

Menurutnya, jika seekor babi tertular virus ASF memiliki gejala seperti hilangnya nafsu makan, demam, muntah, lemah dan jatuh.

Terkadang gejala lain yang timbul yakni adanya pendarahan dan kemudian mati.

Sementara itu, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (PTVz), dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan hal yang sama terkait penularan virus ASF.

"Sampai sekarang belum ada kasus yang menyebut virus tersebut dapat menular ke manusia," ujar Siti saat dihubungi terpisah pada Sabtu (18/1/2020).

Baca juga: Mengenal EVALI, Penyakit Paru Misterius akibat Rokok Elektrik

Hog Cholera

Tidak hanya virus ASF, kematian babi di Kabupaten Tapanuli, Sumatera Utara juga disebabkan oleh serangan virus kolera babi atau Hog Cholera.

Sebanyak 50 ekor babi mati karena penyakit tersebut.

Siti mengungkapkan bahwa virus kolera babi juga belum ditemukan kasus menular ke tubuh manusia.

Menyerang saluran cerna

Terkait virus ASF dan virus kolera babi, Siti menjelaskan, dua virus ini menyebabkan penyakit pada babi dan menyerang saluran pencernaan.

"Ini penyakit virus pada babi yang menyerang saluran cerna, sampai sekarang penularan di babi, tapi bisa saja pada hewan ternak lainnya, seperti sapi atau kambing," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com