Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal EVALI, Penyakit Paru Misterius akibat Rokok Elektrik

Kompas.com - 16/01/2020, 14:23 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Seorang remaja berusia 15 tahun di Texas dilaporkan meninggal dunia lantaran cedera paru-paru akibat penggunaan rokok elektrik atau vape baru-baru ini.

Cedera paru akibat rokok elektrik ini, belakangan diketahui dengan sebutan EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury).

Melansir dari CNN remaja tersebut adalah remaja termuda yang meninggal dari 57 kasus kematian akibat penyakit paru-paru yang disebabkan vape di 27 negara bagian distrik Columbia.

Lantas apa itu EVALI?

Melansir dari Yale Medicine, EVALI merupakan nama yang diberikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk penyakit paru-paru berbahaya yang diidentifikasi terkait dengan vaping.

Adapun penyakit tersebut pertama kali diketahui oleh CDC pada Agustus 2019 usai merebaknya kasus penyakit paru misterius yang dikaitkan penggunaan rokok elektrik dan produk vaping.

Sebelumnya EVALI dikenal dengan sebutan Vapi.

Para ahli yang terdiri dari dokter dan peneliti mengumumkan bahwa munculnya vitamin E asetat dan Tetrahidrocanabinol (THC) dalam vaping diduga kuat sebagai penyebab terbesar munculnya EVALI.

Namun para peneliti masih belum bisa menyimpulkan dengan pasti terkait zat tunggal terkait munculnya penyakit paru-paru misterius yang menimpa para pengisap vape tersebut.

Akibatnya, hingga kini belum diketahui dengan pasti bagaimana penyakit tersebut berkembang dan mengapa bisa begitu membahayakan jiwa dan menyebabkan paru-paru berhenti berfungsi sama sekali.

Baca juga: Mengenal Beda Rokok dan Vape...

Gejala EVALI

Belum ada tes tunggal yang bisa mengidentifikasikan seseorang menderita EVALI. Pasalnya kondisi EVALI memiliki kemiripan dengan kasus flu dan pneumonia lain, yakni:

  • Sesak napas
  • Batuk
  • Sakit dada
  • Demam dan menggigil
  • Diare, mual, dan muntah
  • Takikardia (detak jantung cepat)
  • Takipnea (pernapasan cepat dan dangkal)

Namun diagnosis EVALI bisa dipenuhi ketika pasien melaporkan penggunaan vape selama 90 hari sebelum gejala pertama kali dirasakan.

Selain itu, X-ray maupun CT scan menunjukkan bintik-bintik yang tampak kabur di paru-paru.

Namun tidak ada jenis infeksi paru lain yang terdeteksi dimana berarti tes untuk virus maupun infeksi bakteri lain negatif.

Baca juga: 5 Fakta tentang Vape, Kandungan, Bahaya, hingga Dilarang di Beberapa Negara

Rekomendasi CDC

Terkait dengan munculnya banyak kasus EVALI, CDC maupun Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat merekomendasikan agar orang-orang tidak menggunakan rokok elektrik yang mengandung THC.

Selain itu, juga dianjurkan agar tidak menambahkan vitamin E asetat ke dalam produk vape.

Masyarakat juga diimbau untuk sebaiknya menghindari produk vape apa pun karena belum diketahui dengan pasti zat tunggal penyebab munculnya EVALI.

Para pengguna vape juga diimbau untuk selalu memantau kesehatannya dan lekas mengunjungi penyedia layanan kesehatan apabila mengalami gejala seperti di atas.

Baca juga: Selain Bikin Gemuk, Ini Mitos Keliru Seputar Rokok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com