Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Tongkat Pengencang Vagina, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 05/11/2019, 19:33 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

“Apapun yang dimasukkan ke dalam vagina, yang itu mempengaruhi keseimbangan kelembapan, keasaman, dan suhu daerah vagina harus hati-hati, karena berisiko ikut memasukkan kuman. Kan kita tidak tahu zat aktifnya apa,” tuturnya.

Benda yang dimasukkan ke dalam organ kewanitaan sebaiknya diwaspadai kecuali yang direkomendasikan dokter.

Baca juga: Vagina Bau? Cermati Penyebab dan Cara Mengatasinya

"Kalau untuk maintance Tuhan sudah menciptakan organ wanita sedemikian sempurnanya. Sudah ada lendir vagina, kelembapan, dan dinding vagina. Sudah cukup perlindungannya, tak perlu dimasukkan apa-apa lagi,” kata dia.

Ia menyarankan kepada para wanita yang ingin menjaga kesehatan organ kewanitaannya maka mereka bisa menjaganya melalui kesehatan fisik secara umum seperti gizi seimbang, tidur yang cukup, menjaga berat badan ideal, dan menjaga kebersihan.

Sementara itu, melansir dari The Sun (1/3/2019) Dr. Jen Gunter, seorang dokter kandungan, ahli kebidanan dan ahli kesehatan vagina menyarankan kepada para wanita untuk mengabaikan produk tersebut.

Menurutnya, tongkat semacam itu bekerja dengan mengurangi kelembapan vagina untuk sementara waktu.

Sehingga, terkait klaim bahwa tongkat tersebut kemudian menyebabkan kesat, ia mengatakan justru vagina yang kurang basah saat berhubungan justru tidak baik bagi kondisi dasar panggul.

“Praktik-praktik yang mengeringkan vagina diketahui meningkatkan penularan infeksi menular seksual, serta akan menyebabkan wanita kesakitan,” ujar Dr. Gunter.

Terkait klaim beberapa "tongkat kewanitaan"  bisa menghindarkan vagina kendur, Gunter menyebut pada dasarnya, vagina memang akan kendur seiring dengan berjalanannya waktu.

Sehingga, jika seorang wanita menginginkan vaginanya tidak kendur maka  sebaiknya wanita melakukan olahraga yang bisa menguatkan otot dasar panggul seperti dengan melakukan senam kegel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com