Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pengepungan Kedubes AS di Iran Selama 444 Hari

Kompas.com - 04/11/2019, 05:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada hari ini, 40 tahun lalu, mahasiswa Iran mengepung dan menduduki Kedutaan Besar AS di Teheran. Akibat pengepungan yang terjadi pada tanggal 4 November 1979 tersebut, puluhan orang warga AS disandera selama 444 hari.

Kerusuhan di Iran

Salah satu peristiwa penting yang mengubah wajah Iran, yaitu Revolusi Islam yang berlangsung pada tahun 1979. Persitiwa ini meninggalkan beragam kisah, salah satunya adalah tergulingnya Shah atau Raja Iran, Mohammad Reza Pahlavi.

Pada dekade 1970-an, banyak masyarakat Iran yang sudah muak dengan kepemimpinan Shah.
Meski selama kepemimpinannya, Iran menuai berbagai kemajuan, namun kalangan oposisi menilai pemerintahan Pahlavi korup.

Mereka menuduh, pembagian hasil minyak tak merata dan banyak penekanan terhadap lawan politik.

Baca juga: Kelompok Misterius Tembaki Kantor Kedubes AS di Turki

Bukan itu saja, kalangan religius di negeri itu juga menilai upaya westernisasi Pahlavi bertentangan dengan ajaran agama.

Sebagai protes, mereka beralih ke sosok Ruhollah Khomeini, seorang ulama yang memimpin gerakan revolusioner Islam di negeri itu.

Puncaknya yakni pada September 1978, sebuah peristiwa yang disebut Black Friday berlangsung. Kala itu, ribuan orang berkumpul di Lapangan Jaleh dan menuntut Ayatollah Khomeini kembali ke Iran.

Namun, aksi demonstrasi ini menuai murka masyarakat ketika pasukan kerajaan yang tak terlatih melepaskan tembakan dan membunuh 89 orang. Bahkan insiden itu menimbulkan gelombang aksi unjuk rasa yang lebih besar.

Hingga akhirnya, pada Juli 1979, kaum revolusioner memaksa Shah untuk membubarkan pemerintahannya. Upaya tersebut berhasil dan membuat Shah Iran harus melarikan diri ke Mesir.

Pengepungan kedutaan AS

Dalam upayanya melarikan diri dari Tanah Airnya, Reza Pahlavi menderita sakit kaner limfatik. Pada waktu itu, Presiden AS, Jimmy Carter, mengizinkan Pahlavi untuk mengunjungi negaranya guna melakukan pegobatan.

Sontak kabar ini menuai kontra di Iran. Hubungan Iran dan AS yang telah lama panas membuat para demonstran yang terdiri dari mahasiswa menyerbu kantor Kedutaan Besar AS di Teheran.

Kelompok mahasiwa pro-Ayatollah tersebut kemudian memasuki gedung kedubes, pada tanggal 4 November 1979 atau tepat setelah Pahlavi tiba di New York.

Begitu masuk, mereka menyandera 66 orang yang sebagian besar merupakan para diplomat dan karyawan kedutaan. Setelah beberapa saat, sebanyak 13 orang sandera dibebaskan.

Baca juga: Seorang Pria Berupaya Meledakkan Bom di Luar Kedubes AS di Mesir

Peyanderaan ini membuat AS berusaha memulai beberapa manuver diplomatik. Namun upaya tersebut tidak mampu membebaskan para sandera. Pada akhirnya, setelah upaya itu gagal, AS memberikan sanksi serta membekukan aset Iran di negara itu.

Meski tidak mengalami cedera serius, namun para sandera mendapatkan perlakuan yang merendahkan. Mata mereka selalu ditutup dan tidak diizinkan berbicara dengan orang lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com