Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Indikasi Polusi Udara Pengaruhi Plasenta Janin pada Ibu Hamil

Kompas.com - 23/09/2019, 19:19 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti dari Hasselt University, Belgia, melakukan penelitian dan menemukan bahwa partikel karbon hitam telah ditemukan pada plasenta janin pada wanita yang terpapar polusi udara selama kehamilan.

Penelitian itu menyebutkan, polusi udara menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan pernapasan karena partikel yang dihasilkan juga berpengaruh terhadap ibu hamil.

Dikutip dari The Independent, penelitian ini menjadi bukti pertama bahwa penghalang plasenta dapat ditembus oleh partikel yang dihirup oleh seorang ibu.

Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah partikel ini dapat mencapai bayi yang belum lahir.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel 28 wanita dan dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Partikel-partikel jelaga yang berpotensi berbahaya terdeteksi di plasenta dari semua 28 wanita yang menjadi obyek penelitian.

Para peneliti di Hasselt University menggunakan pencitraan resolusi tinggi untuk mendeteksi partikel karbon hitam dalam plasenta yang dikumpulkan dari 5 kelahiran prematur dan 23 kelahiran penuh.

Mereka menemukan bahwa 10 ibu yang terpapar partikel karbon hitam residensial tingkat tinggi (2,42 mikrogram per meter kubik) selama kehamilan memiliki tingkat partikel yang lebih tinggi dalam plasenta.

Jumlah tersebut melebihi partikel yang ditemukan pada 10 ibu yang terpapar karbon hitam residensial tingkat rendah (0,63 mikrogram per kubik meter).

Partikel karbon hitam dilepaskan setiap hari ke udara, sebagian besar dari pembakaran bahan bakar fosil.

Diperkirakan, hal ini dapat memiliki efek buruk bagi kehamilan, termasuk tingkat keguguran dan kelahiran prematur yang lebih tinggi.

Menurut para peneliti, penting untuk memahami apakah partikel-partikel ini mempengaruhi kehamilan secara langsung atau dengan memicu respons pada tubuh ibu.

Andrew Shennan, profesor di King's College London, mengatakan, temuan itu menjadi perhatian khusus dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Menurut Andrew, partikel kecil seperti melalui rokok pun dapat menyebabkan penyakit terkait dengan plasenta.

"Plasenta adalah penghubung antara ibu dan bayi serta merupakan kunci untuk memelihara dan mendukung semua kebutuhan bayi," kata Andrew.

"Fungsi dan struktur plasenta tidak hanya penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan bayi, tetapi juga bagi ibu. Tekanan darah tinggi dan kesehatan kehamilan memang telah dikaitkan dengan polusi rumah tangga," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com