Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Anak Dian Sastro, Apa Itu Autisme?

Kompas.com - 24/08/2019, 09:07 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Autisme meningkat pada dekade ini tanpa diketahui alasannya, oleh sebab itu harus menjadi perhatian khusus. Peneliti menemukan sejumlah gen berhubungan dengan kelainan ini.

Pada pencitraan oleh penderita autisme, ditemukan perbedaan pada perkembangan beberapa area otak.

Studi menyatakan bahwa autisme dapat merupakan hasil dari gangguan pertumbuhan otak normal di awal.

Gangguan tersebut merupakan hasil defek pada gen yang mengontrol perkembangan otak dan pengaturan bagaiaman sel otak berhubungan satu sama lain. Autisme lebih sering terjadi pada anak yang lahir prematur.

Penyebabnya juga bisa dari faktor lingkungan. Namun faktor lingkungan tersebut belum diketahui secara spesifik.

Teori bahwa cara orang tua membesarkan anak adalah salah satu faktor autisme belum terbukti. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi anak-anak tidak akan meningkatkan risiko autisme.

Baca juga: Dian Sastro Percaya Anaknya Idap Autisme Setelah Kunjungi 3 Dokter

Faktor-faktor risiko

Beberapa hal yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang mengidap autisme adalah jenis kelamin, riwayat keluarga, penyakit lain, bayi prematur dan usia orang tua.

  • Jenis kelamin, autisme terjadi lima kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.
  • Riwayat keluarga, keluarga yang mempunyai anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain.
  • Penyakit lain, autis cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.
  • Bayi prematur, autisme lebih sering terjadi pada bayi prematur. Biasanya bayi yang lahir sebelum 26 minggu lebih berisiko terkena autisme.
  • Usia orang tua, peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia orang tua dengan anak autisme. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini.

Obat dan pengobatan

Tidak ada yang bisa menyembuhkan autisme. Namun, peneliti menunjukkan bahwa terapi intervensi dini dapat memperbaiki perkembangan anak.

Terapi intervensi yang bisa dilakukan sebagai pengobatan autisme adalah menggunakan terapi bicara dan bahasa.

Metode ini untuk memperbaiki perkembangan komunikasi pada anak autis, mulai latihan bicara dan dukungan interaktif audio visual.

Yang kedua adalah terapi okupasional, terapi yang membantu anak berkembang dan juga meningkatkan kemampuan untuk hidup dan bekerja normal setiap hari.

Yang ketiga adalah terapi fisik. Terapi ini bertujuan meningkatkan perkembangan fisik dengan metode fisik yakni pijat dan latihan.

Ada dua cara untuk mendiagnosis autisme, antara lain melibatkan skrining perkembangan umum selama anak periksa dengan dokter anak ketika masa kanak-kanak. Anak yang memperlihatkan beberapa masalah perkembangan, sebaiknya meminta dirujuk untuk evaluasi tambahan.

Langkah yang kedua adalah melibatkan evaluasi dari tim dokter dan dokter spesialis lain. Pada tahap ini, anak dapat didiagnosis menderita autisme atau gangguan perkembangan lain.

Namun, ada juga cara pengobatan yang bisa dilakukan di rumah, antara lain lakukan rutinitas teratur di rumah Anda untuk membantu mengurangi perilaku yang diulang-ulang.

Tak hanya itu, selalu libatkan anak Anda dalam program terapi yang diadakan tim dokter dan konselor, carilah layanan dukungan dan kelompok dukungan lokal untuk orang tua ataupun anak autis, dan yang terakhir ikuti instruksi dokter selepas melakukan terapi.

Baca juga: Cerita Dian Sastro Saat Tahu Putranya Berkebutuhan Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com