Autisme meningkat pada dekade ini tanpa diketahui alasannya, oleh sebab itu harus menjadi perhatian khusus. Peneliti menemukan sejumlah gen berhubungan dengan kelainan ini.
Pada pencitraan oleh penderita autisme, ditemukan perbedaan pada perkembangan beberapa area otak.
Studi menyatakan bahwa autisme dapat merupakan hasil dari gangguan pertumbuhan otak normal di awal.
Gangguan tersebut merupakan hasil defek pada gen yang mengontrol perkembangan otak dan pengaturan bagaiaman sel otak berhubungan satu sama lain. Autisme lebih sering terjadi pada anak yang lahir prematur.
Penyebabnya juga bisa dari faktor lingkungan. Namun faktor lingkungan tersebut belum diketahui secara spesifik.
Teori bahwa cara orang tua membesarkan anak adalah salah satu faktor autisme belum terbukti. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi anak-anak tidak akan meningkatkan risiko autisme.
Baca juga: Dian Sastro Percaya Anaknya Idap Autisme Setelah Kunjungi 3 Dokter
Beberapa hal yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang mengidap autisme adalah jenis kelamin, riwayat keluarga, penyakit lain, bayi prematur dan usia orang tua.
Tidak ada yang bisa menyembuhkan autisme. Namun, peneliti menunjukkan bahwa terapi intervensi dini dapat memperbaiki perkembangan anak.
Terapi intervensi yang bisa dilakukan sebagai pengobatan autisme adalah menggunakan terapi bicara dan bahasa.
Metode ini untuk memperbaiki perkembangan komunikasi pada anak autis, mulai latihan bicara dan dukungan interaktif audio visual.
Yang kedua adalah terapi okupasional, terapi yang membantu anak berkembang dan juga meningkatkan kemampuan untuk hidup dan bekerja normal setiap hari.
Yang ketiga adalah terapi fisik. Terapi ini bertujuan meningkatkan perkembangan fisik dengan metode fisik yakni pijat dan latihan.
Ada dua cara untuk mendiagnosis autisme, antara lain melibatkan skrining perkembangan umum selama anak periksa dengan dokter anak ketika masa kanak-kanak. Anak yang memperlihatkan beberapa masalah perkembangan, sebaiknya meminta dirujuk untuk evaluasi tambahan.
Langkah yang kedua adalah melibatkan evaluasi dari tim dokter dan dokter spesialis lain. Pada tahap ini, anak dapat didiagnosis menderita autisme atau gangguan perkembangan lain.
Namun, ada juga cara pengobatan yang bisa dilakukan di rumah, antara lain lakukan rutinitas teratur di rumah Anda untuk membantu mengurangi perilaku yang diulang-ulang.
Tak hanya itu, selalu libatkan anak Anda dalam program terapi yang diadakan tim dokter dan konselor, carilah layanan dukungan dan kelompok dukungan lokal untuk orang tua ataupun anak autis, dan yang terakhir ikuti instruksi dokter selepas melakukan terapi.
Baca juga: Cerita Dian Sastro Saat Tahu Putranya Berkebutuhan Khusus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.