KOMPAS.com - Artis peran Dian Sastrowardoyo untuk pertama kalinya menyatakan bahwa putranya Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo ternyata anak berkebutuhan khusus.
Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (23/8/2019), tanda-tanda yang membuat Dian curiga terhadap perkembangan anaknya tersebut muncul di tahun-tahun awal.
Hal itu, diperkuat dengan munculnya ciri-ciri autisme di Shailendra.
Namun, tahukah Anda apakah artinya anak berkebutuhan khusus dengan kategori autisme itu? Berikut penjelasannya.
Dilansir dari Hello Sehat, anak berkebutuhan khusus dengan kategori autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang ditandai dengan adanya gangguan dalam interaksi sosial, perkembangan bahasa, dan komunikasi.
Ciri-ciri dari autisme bervariasi, mulai yang paling ringan hingga yang terberat, sehingga anak memerlukan perhatian khusus.
Anak yang mengidap autisme mengalami kesulitan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain.
Hal ini membuat anak berkebutuhan khusus sangat sulit untuk mengekspresikan diri, baik dengan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan.
Seberapa umumkah autisme?
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebuah lembaga kesehatan masyarakat nasional terkemuka di Amerika Serikat, dalam studi tersebut menjelaskan prevalensi autisme di dunia sebanyak 1 persen.
Artinya adalah 1 dari 100 anak menderita autisme. Umumnya lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Laki-laki 5 kali lebih mungkin terkena autisme daripada wanita.
Tanda-tanda dan gejala
Beberapa dari gejala autisme dapat bervariasi dari ringan sampai berat. Biasanya, gejala dimulai saat masih kecil, bahkan usia 1 sampai 2 tahun.
Beriktu ini tanda dan gejala autisme:
Namun, kemungkinan ada gejala dan tanda-tanda yang tidak disebutkan di atas. Segera pergi ke dokter bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu.
Apa penyebab autisme?
Ilmuwan tidak mengetahui penyebab secara pasti autisme. Namun faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam autisme.
Autisme meningkat pada dekade ini tanpa diketahui alasannya, oleh sebab itu harus menjadi perhatian khusus. Peneliti menemukan sejumlah gen berhubungan dengan kelainan ini.
Pada pencitraan oleh penderita autisme, ditemukan perbedaan pada perkembangan beberapa area otak.
Studi menyatakan bahwa autisme dapat merupakan hasil dari gangguan pertumbuhan otak normal di awal.
Gangguan tersebut merupakan hasil defek pada gen yang mengontrol perkembangan otak dan pengaturan bagaiaman sel otak berhubungan satu sama lain. Autisme lebih sering terjadi pada anak yang lahir prematur.
Penyebabnya juga bisa dari faktor lingkungan. Namun faktor lingkungan tersebut belum diketahui secara spesifik.
Teori bahwa cara orang tua membesarkan anak adalah salah satu faktor autisme belum terbukti. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi anak-anak tidak akan meningkatkan risiko autisme.
Faktor-faktor risiko
Beberapa hal yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang mengidap autisme adalah jenis kelamin, riwayat keluarga, penyakit lain, bayi prematur dan usia orang tua.
Obat dan pengobatan
Tidak ada yang bisa menyembuhkan autisme. Namun, peneliti menunjukkan bahwa terapi intervensi dini dapat memperbaiki perkembangan anak.
Terapi intervensi yang bisa dilakukan sebagai pengobatan autisme adalah menggunakan terapi bicara dan bahasa.
Metode ini untuk memperbaiki perkembangan komunikasi pada anak autis, mulai latihan bicara dan dukungan interaktif audio visual.
Yang kedua adalah terapi okupasional, terapi yang membantu anak berkembang dan juga meningkatkan kemampuan untuk hidup dan bekerja normal setiap hari.
Yang ketiga adalah terapi fisik. Terapi ini bertujuan meningkatkan perkembangan fisik dengan metode fisik yakni pijat dan latihan.
Ada dua cara untuk mendiagnosis autisme, antara lain melibatkan skrining perkembangan umum selama anak periksa dengan dokter anak ketika masa kanak-kanak. Anak yang memperlihatkan beberapa masalah perkembangan, sebaiknya meminta dirujuk untuk evaluasi tambahan.
Langkah yang kedua adalah melibatkan evaluasi dari tim dokter dan dokter spesialis lain. Pada tahap ini, anak dapat didiagnosis menderita autisme atau gangguan perkembangan lain.
Namun, ada juga cara pengobatan yang bisa dilakukan di rumah, antara lain lakukan rutinitas teratur di rumah Anda untuk membantu mengurangi perilaku yang diulang-ulang.
Tak hanya itu, selalu libatkan anak Anda dalam program terapi yang diadakan tim dokter dan konselor, carilah layanan dukungan dan kelompok dukungan lokal untuk orang tua ataupun anak autis, dan yang terakhir ikuti instruksi dokter selepas melakukan terapi.
https://www.kompas.com/tren/read/2019/08/24/090713065/berkaca-dari-anak-dian-sastro-apa-itu-autisme