Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Remaja di China Donasi Plasma 16 Kali dalam 8 Bulan demi Uang, Berakhir Meninggal Dunia

KOMPAS.com - Seorang remaja asal China, Zhao Wei (19), meninggal dunia setelah menjadi donor plasma sebanyak 16 kali dalam rentang waktu 8 bulan.

Untuk diketahui, plasma darah adalah cairan berwarna kekuningan yang bertugas membawa sel darah.

Tak hanya sel darah, plasma darah juga berperan membawa berbagai nutrisi penting yang menunjang kesehatan tubuh.

Zhao meninggal dunia secara mendadak di rumahnya yang berlokasi di Xinzhou, Shanxi, China pada (15/1/2024), diduga akibat menjadi donor plasma secara berlebihan.

Diberitakan South China Morning Post, Zhao mendonasikan plasma darahnya untuk mendapat uang demi menghidupi keluarganya.

Zhao dibayar sebesar 36 dollar Amerika Serikat hingga 42 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 580.000 sampai dengan Rp 682.000 setiap kali menjadi donor.

Saat ini, Komisi Kesehatan Distrik Xinfu tengah menyelidiki lebih lanjut terkait insiden itu.

Sempat mengeluh tidak enak badan

Sebelum meninggal, Zhao sempat mengirim pesan kepada temannya dan mengeluh dirinya tidak enak badan.

"Rasanya sangat lemah untuk melakukan apa pun," kata Zhao, beberapa saat sebelum meninggal. 

Oleh temannya, pesan itu dijawab sebagai berikut, "Itu karena tubuhmu sudah mencapai batasnya. Berhentilah jadi donor plasma dan makan dengan baik agar bisa pulih sepenuhnya."

Dalam laporan medis tertanggal 5 Januari 2024 lalu, tertulis Zhao didiagnosis menderita penyakit jantung, anemia berat, dan kelainan darah.

Donasi plasma 16 kali dalam 8 bulan

Sehari setelah meninggal, ayah Zhao, Zhao Zhijie menemukan kuitansi di bawah kasur anaknya.

Dalam kuitansi itu tercatat, Zhao telah menyumbangkan plasma darahnya secara masif selama Mei-Desember 2023.

Selama 8 bulan, Zhao telah menjadi donor plasma sebanyak 16 kali dengan interval paling pendek adalah 12 hari.

Bahkan, ada masa ketika Zhao mendonasikan plasmanya sebanyak tiga kali dalam satu bulan.

Padahal, berdonasi plasma hanya boleh melakukannya setiap 6 bulan sekali agar regenerasi sel darah optimal. Hal itu telah diatur Komisi Kesehatan Nasional China sejak 2021.

Dalam aturan disebutkan, jarak antara donasi plasma tidak boleh kurang dari 14 hari, dan total donasi tidak boleh lebih dari 24 kali dalam setahun.

Mengacu pada pedoman tersebut, donasi plasma yang dilakukan Zhao telah melanggar aturan karena berlebihan.

Kendati demikian, perusahaan plasma yang terlibat, Xinzhou Tiantan Biological Apheresis Plasma Co Ltd, mengatakan bahwa Zhao sudah memenuhi persyaratan sebagai donor plasma.

"Otoritas terkait telah dilibatkan. Kami melanjutkan sesuai dengan arahan dari pihak berwenang ini. Jika ada prosedur yang tidak sesuai, tindakan hukum dapat dilakukan," kata seorang anggota staf, masih dari sumber yang sama.

Meskipun begitu, pemerintah distrik di Kota Xinzhou Shanxi telah menutup operasional perusahaan tersebut.

Sang ayah menuntut tanggung jawab

Setelah kematian Zhao, sang ayah menuntut pertanggungjawaban kepada perusahaan pengumpul plasma itu.

Dari obrolan pesan di ponsel putranya, terkuak bahwa Zhao mendatangi perusahaan donasi plasma itu dari seorang pria bermarga Lu pada Mei 2023.

Setiap kali dia menyumbangkan plasmanya, Zhao akan menerima uang 36 dollar AS-42 dollar AS sebagai kompensasi.

Ayah Zhao menduga perusahaan pengumpul plasma itu menipu anak muda agar sering menjual darah sehingga menyebabkan disfungsi regenerasi sel darah dan berujung meninggal dunia, seperti dikutip dari Shine.

"Mereka merayu anak-anak muda ini agar sering menjual plasma darah sehingga anak saya sering melakukan donasi plasma dalam jangka panjang. Hal ini mengakibatkan disfungsi regenerasi darahnya dan akhirnya kematiannya. Mereka harus bertanggung jawab,” ujar dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/23/090000565/remaja-di-china-donasi-plasma-16-kali-dalam-8-bulan-demi-uang-berakhir

Terkini Lainnya

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Tren
Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke