Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Jumlah Karbohidrat yang Perlu Dikonsumsi Setiap Hari?

KOMPAS.com - Karbohidrat adalah salah satu sumber kalori utama bagi tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam menunjang otak, otot, dan bagian tubuh lain.

DIlansir dari Medical News Today, karbohidrat adalah molekul gula, salah satu dari tiga nutrisi utama yang ditemukan dalam makanan dan minuman selain protein dan lemak.

Tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa atau gula darah yang kemudian menjadi sumber energi utama bagi sel, jaringan, dan organ tubuh.

Setiap gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, ini sama seperti yang disediakan oleh protein, sedangkan lemak menyediakan 9 kalori per gram.

Ada tiga jenis utama karbohidrat, yaitu gula, pati, dan serat. Karbohidrat terutama ditemukan dalam makanan nabati dan juga terdapat pada produk susu dalam bentuk gula susu yang disebut laktosa.

Berapa karbohidrat yang perlu dikonsumsi?

Dikutip dari laman Mediline Plus NIH, tidak ada satu ukuran pasti untuk jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi setiap orang per harinya.

Sebab jumlahnya dapat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, kesehatan, dan apakah Anda sedang mencoba menurunkan atau menambah berat badan.

Rata-rata seseorang harus mendapatkan sekitar 45 hingga 65 persen kalorinya dari karbohidrat setiap hari.

Jadi jika Anda perlu mengonsumsi 2.000 kalori sehari, sekitar 900 dan 1.300 kalori harus berasal dari karbohidrat. Itu berarti antara 225 dan 325 gram karbohidrat sehari.

Nilai harian Anda bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada kebutuhan kalori dan kesehatan Anda.

Tubuh akan mendapatkan manfaat maksimal dari jumlah asupan karbohidrat yang pas. Artinya, ada dampak ketika Anda kekurangan atau bahkan kelebihan karbohidrat

Karbohidrat dipecah menjadi gula yang menjadi sumber energi utama diperlukan agar otak, otot, dan bagian tubuh lain agar dapat berfungsi secara normal.

Dilansir dari laman GB Health Watch, Ketika Anda tidak mendapatkan cukup karbohidrat, kadar gula dalam darah bisa turun hingga di bawah kisaran normal dan menyebabkan hipoglikemia.

Selain itu, tubuh juga akan mulai membakar lemak untuk energi akibat kehabisan karbohidrat sebagai sumber energi utama, menyebabkan kondisi yang disebut ketosis.

Sebaliknya, pola makan yang terlalu tinggi karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan gula yang meningkatkan risiko diabetes.

Konsumsi tinggi karbohidrat dalam jangka panjang dengan pengurangan asupan lemak dan/atau protein dapat menyebabkan gejala yang berhubungan dengan defisiensi asam lemak esensial atau defisiensi asam amino esensial.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/06/153000165/berapa-jumlah-karbohidrat-yang-perlu-dikonsumsi-setiap-hari-

Terkini Lainnya

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke