Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Marak Jasa Sewa Lanyard untuk Dipakai Saat Bukber Ramadhan, Ini Komentar Sosiolog

KOMPAS.com - Media sosial X, dulunya Twitter, ramai membahas soal jasa sewa lanyard untuk dipakai saat buka puasa bersama (bukber) di momen Ramadhan 2024.

Lanyard adalah tali dilengkapi logo dan tulisan yang digunakan untuk menggantungkan ID card atau kartu identitas karyawan sebuah perusahaan.

Adapun lanyard yang disewakan merupakan lanyard dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti Pertamina, PLN, BRI, dan sebagainya.

Lanyard dari perusahaan bank swasta ternama di Indonesia, BCA, juga tersedia untuk disewa.

"Td yg seliweran ini," tulis unggahan @nkrniavr, Senin (1/4/2024).

Penjelasan Sosiolog

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menyampaikan, jasa sewa lanyard untuk bukber merupakan fenomena yang unik.

Dalam ilmu sosiologi, fenomena tersebut disebut dengan atribut simbol status.

"Jadi (penggunaan lanyard) itu sebagai simbol status. Tujuannya untuk menunjukkan kepada teman-teman yang hadir bahwa status dia sekarang lebih baik dari sebelumnya," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/4/2024) malam.

Dalam berbagai kasus, penggunaan lanyard pada saat buka puasa bersama bisa saja hanya sebagai guyonan belaka. Namun, ada kalanya lanyard digunakan untuk mendapatkan modal simbolik yang lebih tinggi.

Modal simbolik adalah pengakuan dari orang lain mengenai reputasi dan martabat seseorang.

"Jadi kalau dia bisa memakai lanyard itu, dia akan tampak dan diakui memiliki kemapanan, memiliki masa depan yang baik, memiliki status yang terhormat," terang Drajat.

Simbol status tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sebuah simbol pengakuan, tetapi juga membawa nilai manfaat lain, seperti kepercayaan.

Dengan munculnya kepercayaan, seseorang bisa menggunakannya untuk hal-hal lain, seperti kerja sama dan menarik lawan jenis.

Pergeseran simbol status

Lebih lanjut, Drajat menyampaikan, fenomena jasa sewa lanyard BUMN untuk bukber 2024 menunjukkan terjadinya pergeseran di masyarakat.

Jika dulu, status pegawai negeri sipil (PNS) menjadi pekerjaan yang diidam-idamkan dan dielu-elukan, kini masyarakat justru beralih ke perusahaan bonafide, seperti BUMN dan perusahaan swasta lainnya yang memberikan keuntungan gaji lebih tinggi.

"Kalau dulu kan guru, PNS, guru ngaji atau agamawan itu yang dihormati. Sekarang arahnya lebih ke materialnya yang dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih mapan," ungkap Drajat.

Menurut dia, pergeseran tersebut terjadi akibat efek dari berkembangnya division of label atau pembagian kerja yang semakin terspesialisasi atau semakin rinci.

Semakin tinggi spesialisasi atau kemampuan seseorang, maka semakin kuat kebutuhan untuk orang saling berhubungan.

"Dalam sosiologi disebut solidaritas organik. Organik itu lebih mengarah pada apa yang bisa saya kerjakan bersama atau saya fungsikan bersama dia daripada solidaritas mekanik yang lebih mengarah kepada rasa senang rasa akrab," terang dia.

Pergeseran solidaritas inilah yang membuat orang lebih membutuhkan mendapat penilaian-penilaian simbolis terkait dengan pekerjaan untuk menggambarkan asal usul orang itu sendiri.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/04/163000765/marak-jasa-sewa-lanyard-untuk-dipakai-saat-bukber-ramadhan-ini-komentar

Terkini Lainnya

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke