Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dipicu Bibit Siklon Tropis, Ini Wilayah yang Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem pada 15-16 Maret 2024

BMKG menyebut, cuaca ekstrem itu berupa hujan lebat dan angin kencang yang dapat disertai kilat dan petir.

Tak hanya itu, cuaca ekstrem ini juga dapat memicu sejumlah bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang pada 15-26 Maret 2024?

Wilayah yang berpotensi alami cuaca ekstrem 15-16 Maret 2024

Berdasarkan data yang dirilis BMKG, berikut sejumlah wilayah yang berpotensi alami cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang pada 15-16 Maret 2024:

15 Maret 2024

1. Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin
kencang:

  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

2. Wilayah yang berpotensi alami hujan yang dapat disertai kilat, petir, angin kencang:

  • Kalimantan Barat

3. Wilayah yang berpotensi alami angin kencang:

  • DKI Jakarta

16 Maret 2024

1. Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin
kencang:

  • Aceh
  • Sumatera Barat
  • Bengkulu
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

2. Wilayah yang berpotensi alami hujan yang dapat disertai kilat, petir, angin kencang:

  • Kalimantan Selatan

3. Wilayah yang berpotensi alami angin kencang:

Cuaca ekstrem dipicu Bibit Siklon Tropis

BMKG mengungkapkan ada tiga bibit siklon tropis yang menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada 15-16 Maret 2024.

1. Bibit Siklon Tropis 91S

BMKG mengatakan, kondisi cuaca ekstrem di Indonesia terjadi karena adanya Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia bagian tenggara, selatan Jawa.

Bibit siklon tropis itu bergerak dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan udara 994 hPa serta bergerak ke arah tenggara.

Selain itu, BMKG mengungkapkan bahwa potensi bibit siklon tersebut untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori tinggi.

"Sistem ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Samudra Hindia selatan Jawa-NTB, yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di sekitar bibit siklon tropis tersebut," tulis BMKG dalam keterangannya.

Selain itu, Bibit Siklon Tropis 91S membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin yang memanjang dari Samudra Hindia sebelah barat Sumatra bagian selatan, di pesisir barat Sumatera bagian tengah dan selatan, hingga pulau Jawa.

2. Bibit Siklon Tropis 94S

Tak hanya itu, Bibit Siklon Tropis 94S juga telah terdetaksi berada di Pesisir Utara Australia.

Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum berkisar 15-20 knot, tekanan udara 999.9 hPa, dan pergerakan ke arah timur-tenggara.

Meski demikian, potensi sistem ini untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah.

BMKG menyebut, bibit siklon tropis ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Samudra Hindia selatan NTT, Laut Timor, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Australia bagian utara.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di sekitar bibit siklon tropis
tersebut.

3. Bibit Siklon Tropis 93P

Di sisi lain, Bibit Siklon Tropis 93P juga turut terpantau di Laut Karang, timur laut Australia, dengan kecepatan angin maksimum berada pada kisaran 20-25 knots dan tekanan udara minimum 1003 hPa.

Saat ini posisi Bibit Siklon Tropis 93P berada di luar wilayah monitoring TCWC Jakarta.

Bibit Siklon Tropis ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Papua Barat, Papua bagian tengah, hingga Papua bagian selatan.

Kemudian, daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang di Laut Jawa, di Kalimantan Barat bagian timur, di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Utara, di Sulawesi Tengah, dari Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, hingga Sulawesi Selatan, di Nusa Tenggara Timur, di Maluku, Laut Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang berada dari Samudra Hindia barat Bengkulu.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi/low level jet tersebut.

Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot terpantau dari Laut Jawa, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik sebelah timur Filipina, Laut Filipina, Laut Seram dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di perairan sekitar Sumatra dan Jawa bagian barat.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/15/060000465/dipicu-bibit-siklon-tropis-ini-wilayah-yang-berpotensi-dilanda-cuaca

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke