Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Telur Siput Warna Merah Muda Harus Dihancurkan, Apa Alasannya?

KOMPAS.com - Informasi yang menyebut dan menyarankan agar telur siput berwarna pink atau merah muda perlu dihancurkan, beredar di media sosial.

Informasi ini salah satunya diunggah oleh akun TikTok @factsphere0 melalui sebuah video berjudul "If You See These Eggs Make Sure You Crush Them", Minggu (4/2/2024).

Narasi dalam video mengatakan, butiran merah muda menggerombol tersebut akan menetas menjadi siput yang berdampak buruk bagi lingkungan jika dibiarkan utuh.

Siput yang dimaksud juga membawa penyakit cacing paru tikus atau rat lungworm disease jika menginfeksi tanaman.

Oleh karena itu, narasi pengunggah menyarankan siapa pun yang melihat telur siput merah muda untuk segera menghancurkannya sebelum menetas.

Lantas, benarkah telur siput harus dihancurkan?

Alasan telur siput harus dihancurkan

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, drh Slamet Raharjo membenarkan bahwa telur siput berwarna merah muda perlu dihancurkan.

"Telur siput berwarna merah atau pink merupakan telur dari keong mas. Keong mas bukan asli Indonesia, dulu diintroduksi sebagai keong hias untuk akuarium," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Sesuai namanya, keong mas tampak indah dengan ciri khas cangkang berwarna kuning atau emas.

Penampakannya berbeda dengan keong atau siput lokal yang memiliki cangkang cenderung berwarna hitam.

Seiring waktu, ada sejumlah pemelihara keong mas yang membuang atau melepas keong tersebut ke sungai dan sawah.

Di sungai dan sawah, hewan bertubuh lunak ini ternyata mampu bertahan hidup dan berkembang biak.

Populasi keong mas di sawah dan alam liar tersebut terbukti menjadi hama bagi tanaman yang tumbuh.

"Populasi di alam atau sawah kemudian terbukti menjadi hama, alien invasive species, yang merusak dan memakan tanaman padi muda," terang Slamet.

Atas dasar itu, menurut Slamet, telur keong mas perlu dihancurkan agar tidak menjadi hama bagi tanaman.

Bahkan, bukan hanya telur, induk keong jenis ini juga perlu dimusnahkan demi keberlangsungan tanaman di Indonesia.

"Selama induknya masih ada, mereka akan bertelur lagi di tempat lain dan mungkin berhasil menetas," kata dia.

Belum lagi, setiap bertelur, induk keong mas akan mengeluarkan sekitar 200 hingga 500 butir telur yang tampak seperti gerombolan butiran merah muda.

Moluska air tawar ini juga mampu bertelur 15 sampai 20 kali selama hidupnya, dengan daya menetas mencapai 85 persen.

"(Itu akan) menambah jumlah populasi keong mas yang dapat menjadi buldoser bagi tanaman padi muda," kata Slamet.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/8/2023), keong atau siput merupakan salah satu hama tanaman.

Gejala serangan siput ditandai dengan patahnya ranting-ranting muda, dan dedaunan yang mengalami kerusakan.

Jejak siput berupa lendir yang mengering merupakan salah satu ciri khas adanya serangan hama ini.

Meski dampak serangan siput tidak serius, tetapi serangan pada bibit di pesemaian sangatlah merugikan.

Sebagai contoh, siput menyerang tanaman kangkung dengan cara menggerogoti batang dan daun, sehingga kangkung menjadi busuk.

Selain itu, siput merupakan vektor penyakit layu bakteri. Oleh karenanya, perlu pengendalian untuk mengurangi penyebaran hama siput, salah satunya dengan menghancurkan telur siput.

Berikut langkah-langkah atau cara untuk mengendalikan siput:

  • Menghancurkan telur siput
  • Mengumpulkan dan memusnahkan siput yang dapat ditemukan
  • Melindungi pesemaian dari serangan siput dengan menaburkan garam di sekitar pesemaian. Cara ini akan menakuti siput karena dapat mengiritasi gastropoda atau kaki perut siput
  • Menaburkan pestisida juga dapat mengurangi dampak serangan siput.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/13/103000165/telur-siput-warna-merah-muda-harus-dihancurkan-apa-alasannya-

Terkini Lainnya

Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke