Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Minuman Panas Bisa Picu Kanker?

Beberapa orang bahkan menyeduh minuman mereka dalam suhu yang sangat panas untuk mendapatkan kenikmatan di setiap sesapannya.

Namun demikian, dikutip dari Healthshots (4/2/2023), minum minuman yang sangat panas seperti air panas, teh, atau kopi, sebenarnya tidak baik lantaran dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Minuman panas dikaitkan dengan risiko kanker esofagus

Meskipun pada umumnya minuman tersebut dianggap sebagai minuman sehat jika dikonsumsi dalam jumlah terbatas, namun teh dan kopi dapat meningkatkan risiko penyakit karena kandungan kafein dan antioksidannya.

Selain itu disebutkan pula, makanan dan minuman yang terlalu panas dapat merusak kerongkongan dan meningkatkan risiko kanker tiga kali lipat.

Hal serupa juga dilaporkan oleh The Guardian pada (14/11/2023) yang menyebut adanya tinjauan sistematis dan meta-analisis yang menunjukkan bahwa meminum minuman yang sangat panas dikaitkan dengan kanker esofagus.

“Ini adalah apa yang disebut studi observasi yang melihat berapa banyak orang yang mengidap kanker dari waktu ke waktu," kata kata Julie Thompson dari Guts UK, sebuah badan amal yang bertujuan meningkatkan kesadaran seputar kesehatan pencernaan.

"Buktinya, meminum minuman yang sangat panas, atau mengonsumsi makanan yang sangat panas, misalnya sup dan bubur bisa menyebabkan kerusakan pada kerongkongan (esofagus)," tambahnya

Ia melanjutkan, risiko tersebut lebih terkait dengan karsinoma sel skuamosa, yaitu jenis kanker yang terjadi di bagian atas kerongkongan, dibandingkan jenis kanker lain yang disebut adenokarsinoma, yang terjadi di bagian bawah.

Risikonya masih relatif kecil

Penting juga untuk diingat bahwa risiko kanker esofagus masih relatif rendah baik Anda meminum minuman panas atau tidak.

Dalam penelitian di Iran, risikonya meningkat 2,4 kali lipat di antara mereka yang rutin meminum minuman pada suhu 75 derajat Celsius, suhu terpanas yang tercatat dalam penelitian ini.

Akan tetapi, peningkatan tersebut juga membuat risikonya cukup rendah.

“5,5 dari 100.000 orang didiagnosis mengidap semua jenis kanker esofagus, jadi kanker ini masih cukup jarang,” kata Thompson.

Namun demikian, ada baiknya untuk selalu mewaspadai gejala kanker esofagus, karena kanker ini lebih bisa diobati jika diketahui pada tahap awal.

“Ini mungkin tidak menimbulkan gejala sampai mulai menghalangi aliran makanan dan cairan ke kerongkongan, atau membuat nyeri saat menelan,” kata Thompson.

“Orang mungkin juga mengalami gejala lain, seperti tersedak, muntah, batuk, infeksi dada yang tidak diketahui penyebabnya, atau suara serak. Namun masalah menelan apa pun harus dilaporkan ke dokter Anda,” sambungnya.

Thompson menambahkan, tidak semua orang dengan masalah menelan menderita kanker kerongkongan.

Akan tetapi, penting bagi mereka yang mengalami masalah menelan untuk mendiagnosisnya lebih awal, karena hal ini dapat membantu mendapatkan pengobatan yang efektif.

Masyarakat juga harus memberi tahu dokter jika ada anggota keluarga dekatnya yang mengidap, atau pernah mengidap kanker lambung atau esofagus, atau kanker di area antara lambung dan esofagus.

Sedangkan untuk tindakan pencegahan, tidak ada aturan pasti mengenai suhu yang meningkatkan faktor risiko minuman Anda.

Namun, jika Anda sering minum kopi atau teh tanpa susu, sebaiknya tambahkan sedikit air dingin atau tunggu hingga sampai dingin sebelum Anda menyesap pertama kali. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/21/110000765/benarkah-minuman-panas-bisa-picu-kanker-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke