KOMPAS. com - Lini masa media sosial ramai memperbincangkan konten Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh yang menggunakan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Topik ini bermula dari unggahan akun media sosial X (dulu Twitter) @KeretaCepatID, Rabu (8/11/2023) siang.
Unggahan tersebut memuat informasi cara mendapatkan tiket kereta cepat untuk anak usia di bawah tiga tahun atau batita.
"Naik Whoosh Bawa Batita? Begini Cara Dapatkan Tiketnya," tulis unggahan.
Namun, warganet justru berfokus pada gambar poster konten yang dibuat oleh AI tersebut.
Tampak dalam gambar, sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak dengan Kereta Cepat Whoosh.
"Ada banyak freelance 3D bikin 3D low poly gini, pekerjakan mereka lah," kata warganet dengan akun @el_avra***.
"Gue tau ai itu teknologi, tapi dgn kayak gini lu gak dukung pekerja kreatif (ilustrator, desainer grafis) lokal. Kalopun gabisa hire mereka, ada canva yg lebih manusiawi buat bikin desain poster," komentar akun @cakat***.
"Padahal banyak bgt illustrator indo yg gambar dan art style nya keren2.. mereka2 juga pasti seneng bgt dikomisin buat whoosh buat porto mereka.. sayang bgt pakenya AI," kata warganet @zahc***.
Lantas, bagaimana tanggapan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)?
Memanfaatkan perkembangan teknologi
Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti menjelaskan, kereta cepat mencoba menggunakan berbagai teknologi dan inovasi dalam penyediaan konten komunikasi perusahaan.
"Salah satunya melalui penggunaan artificial intelegence," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/11/2023).
Kendati demikian, dia menegaskan, KCIC juga telah dan akan terus memanfaatkan jasa ilustrator, desainer grafis, maupun konten kreator dalam negeri.
"KCIC berkolaborasi dengan desainer grafis, ilustrator, konten kreator di dalam negeri untuk publikasi konten-konten komunikasi KCIC di sosial media, seperti, grafis, ilustrasi, poster, foto, video dan lainnya," kata Emir.
Senada, Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya menggunakan kecerdasan buatan atau AI sebagai langkah untuk memanfaatkan perkembangan teknologi.
Di samping AI, KCIC pun tetap memanfaatkan jasa ilustrator dan desainer grafis untuk melengkapi konten-konten media sosial kereta cepat Whoosh.
"Memanfaatkan (ilustrator dan desainer grafis) juga," ujar Eva, saat dihubungi terpisah, Kamis.
"Itu hanya satu desain dari sekian banyak desain yang dibuat oleh ilustrator atau desainer grafis," sambungnya.
Sementara itu, volume penumpang Kereta Cepat Whoosh pada Sabtu (4/11/2023) menyentuh angka 18.053 penumpang dengan tingkat okupansi mencapai 94-100 persen.
Jumlah tersebut meningkat 33 persen dibanding pekan sebelumnya, Sabtu (28/10/2023), dengan volume sebanyak 13.490 penumpang.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, peningkatan terjadi lantaran penambahan jumlah perjalanan sebesar 28 persen dari 25 perjalanan per hari menjadi 32 perjalanan per hari.
Penambahan jadwal sendiri bertujuan untuk mengakomodir tingginya jumlah permintaan masyarakat akan perjalanan Kereta Cepat Whoosh.
Hingga tanggal keberangkatan pada 11 November 2023, tiket Kereta Cepat Whoosh tercatat telah terjual hingga 216.000 tiket.
Adapun untuk jumlah penumpang yang telah diberangkatkan hingga 4 November 2023, mencapai 170.000 penumpang.
Dwiyana menuturkan, pihaknya akan terus memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang Kereta Cepat Whoosh.
"Evaluasi terhadap pelayanan dan operasional akan terus dilakukan bersama seluruh stakeholder untuk menghadirkan layanan Kereta Cepat Whoosh yang nyaman, aman, dan selamat," pungkasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/09/210900665/penjelasan-kcic-soal-konten-kereta-cepat-whoosh-yang-dibuat-dengan-ai