KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, waktu kedatangan tsunami setelah gempa tidak ada yang sama.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, hal tersebut dapat tercermin dari peristiwa tsunami Aceh pada 2004, tsunami Palu pada 2018, serta tsunami Selat Sunda pada 2018.
"Waktu kedatangan tsunami berbeda-beda di setiap wilayah, sangat lokal," kata dia dalam Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami Disaster Recovery, dikutip laman BMKG, Kamis (12/10/2023).
Waktu datangnya tsunami setelah gempa
Dia merinci, tsunami Palu di Sulawesi Tengah hanya membutuhkan waktu dua menit pascagempa sebelum menyapu pantai barat Pulau Sulawesi.
Namun, di tempat lain, kedatangan tsunami bisa berselang hingga 30 menit atau lebih dari saat gempa pertama mengguncang.
Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk dapat memanfaatkan golden time sebaik mungkin guna menyelamatkan diri.
"Karenanya, kami mendorong kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir untuk segera berlari ke tempat aman pada elevasi yang lebih tinggi, begitu merasakan goyangan gempa, tanpa harus menunggu peringatan dini," kata Dwikorita.
Upaya meminimalkan korban gempa dan tsunami
Terkait edukasi dan mitigasi gempa dan tsunami, Dwikorita menyebutkan, masih terdapat kesenjangan pengetahuan mengenai kedua hal itu di masyarakat.
Guna mengisi kesenjangan tersebut, BMKG pun menggandeng pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui program bertajuk Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) serta Tsunami Ready Community.
Dengan demikian, masyarakat di daerah rawan bencana diharapkan tidak panik karena telah terampil dan memahami apa yang perlu dilakukan jika gempa dan tsunami tiba-tiba datang.
Dwikorita mengatakan, melalui SLG, BMKG rutin memberikan informasi mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami di daerah tersebut.
Lembaga negara ini juga membantu pemerintah daerah setempat dengan memberikan Peta Bahaya Tsunami di setiap lokasi pelaksanaan.
"Hal ini bertujuan agar sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun mitigasi gempa bumi dan tsunami di daerahnya," ujarnya.
Sementara itu, melalui Tsunami Ready Community, masyarakat disiapkan agar senantiasa siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa bumi maupun tsunami.
Tsunami Ready Community sendiri merupakan program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami yang berbasis pada 12 indikator dari Komisi Oseanografi Antarpemerintah (UNESCO-IOC).
"Kami sadar tidak bisa bekerja sendiri, maka dari itu kami terus menjalin kerja sama dan mendorong kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat, dan media untuk mewujudkan zero victim," tuturnya.
Tanda-tanda datangnya tsunami
Meski waktu kedatangan tsunami berbeda-beda di setiap daerah, terdapat beberapa tanda yang dapat menjadi gambaran kedatangan bencana alam ini.
Tanda-tanda kemungkinan datangnya tsunami sebagai berikut:
1. Gempa bumi
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/3/2023), salah satu tanda akan terjadi bencana tsunami adalah gempa berkekuatan besar.
Sebelum tsunami menerjang, biasanya gempa bumi bermagnitudo di atas 6,5 terlebih dahulu mengguncang.
Bukan hanya itu, pusat gempa bumi yang berada di bawah laut juga dapat menyebabkan gelombang tsunami.
2. Air laut surut
Tanda-tanda akan terjadi bencana tsunami selanjutnya, yakni permukaan air laut surut secara mendadak.
Menurut buku Tanda-tanda Terjadinya Tsunami (2021) oleh Rani Siti Fitriani dkk, semakin luas daerah surutnya, semakin besar dan kuat pula gelombang tsunami yang dapat dihasilkan.
Surutnya air disebabkan turunnya permukaan laut secara mendadak akibat gempa bumi, longsoran bawah laut, atau faktor lainnya.
Akibatnya, terjadi kekosongan ruang, sehingga air laut tertarik masuk ke dalam. Selang beberapa waktu, gelombang besar akan datang dan menghantam area sekitar pantai.
3. Tanda alam tak biasa
Selain gempa bumi dan surutnya air laut, tanda-tanda tsunami dapat ditunjukkan oleh beberapa keadaan alam yang tak biasa.
Keadaan tersebut, seperti gerakan angin yang tidak lazim dan perilaku hewan yang mencurigakan.
Sebagai contoh, kelelawar yang biasanya tidur saat Matahari masih menyinari, mendadak aktif di siang hari.
4. Aktivitas laut tak biasa
Tanda akan terjadi bencana tsunami juga dapat dipantau dari suara gemuruh yang muncul tiba-tiba, serta aktitivas laut yang tak biasa.
Misalnya, tiba-tiba muncul gelombang kecil beberapa menit sebelum gelombang besar tsunami datang.
Sebelum hal itu terjadi, segeralah berlari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/14/083000265/bmkg-sebut-tanda-tanda-tsunami-di-tiap-daerah-berbeda-beda-apa-saja-