KOMPAS.com - Kebahagiaan karena kenyang setelah makan dapat langsung sirna jika rasa mual datang setelahnya.
Akibatnya, alih-alih merasa kenyang, kondisi badan menjadi tidak stabil karena rasa mual dan terjadi penurunan selera makan.
Rasa mual ini dapat muncul beberapa menit atau jam setelah makan, serta terasa seperti ada yang tercekat di tenggorokan.
Lantas, apa penyebab mual setelah makan?
Penyebab mual setelah makan
Rasa mual merupakan mekanisme pertahanan diri yang menyebabkan sensasi tidak nyaman di perut dan disertai keinginan untuk muntah.
Perasaan mual sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari Prevention (31/8/2022), kesehatan mental bisa menjadi penyebab potensial dari mual.
Praktisi pengobatan fungsional dan penasihat Everlywell Hugh Huphery mengatakan, mual adalah gejala yang dapat terjadi karena banyak penyebab yang mendasarinya, namun jika secara spesifik terjadi setelah makan, kemungkinan besar disebabkan oleh kelainan pada sistem pencernaan.
Berikut beberapa alasan mengapa seseorang merasa mual setelah makan:
1. Refluks asam dan GERD
Refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan tenggorokan setelah makan.
Asam lambung yang naik ke kerongkongan sering terjadi setelah makan makanan pedas.
Namun, jika Anda selalu mengalami mual setelah makan pedas, penyakit gastroesophageal reflux (GERD) bisa jadi adalah biang keroknya.
Huphery mengatakan, penyakit GERD terjadi disertai perasaan mual dan kembung. Sensitivitas terhadap makanan dan usus bocor (permeabilitas usus) merupakan faktor tambahan yang mungkin menjadi komplikasi.
Kecemasan, depresi, dan stres berat dapat mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan mual setelah makan.
Karena setiap orang memiliki reaksi fisik berbeda terhadap tubuh yang memasuki mode bertahan hidup.
“Stres dan kecemasan berdampak langsung pada pergerakan usus besar dan bagaimana hormon berinteraksi dengan saluran pencernaan,” ujar Huphery.
“Gejala lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan mual adalah kelelahan, nyeri otot, dan kegelisahan,” imbuhnya.
3. Radang perut
Huphery mengatakan, radang perut ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung.
Radang perut disertai dengan sakit perut, mual, dan sensasi penuh di perut bagian atas setelah makan.
“Jika muntah terjadi lebih dari 24 jam atau terdapat tanda-tanda dehidrasi, serta disertai gejala serius seperti demam tinggi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter,” kata Huphery.
4. Maag
Maag adalah luka terbuka yang berkembang di lapisan dalam lambung.
Penyakit maag dapat menyebabkan mual, mulas, sakit perut, kembung, dan intoleransi makanan berlemak.
Maka dari itu, seseorang yang terkena penyakit maag dapat merasa mual karena dirinya menolak makanan masuk ke dalam lambungnya.
Menurut Huphery, maag dapat dikaitkan dengan mual setelah makan.
5. Infeksi virus
Infeksi virus umumnya dikenal sebagai flu perut yang sering disertai dengan diare, kram, dan demam.
Sakit perut dan kesulitan menelan makanan merupakan ciri-ciri ketika terjadi infeksi virus.
Tips mencegah mual setelah makan
Berikut adalah tips mencegah mual setelah makan, dilansir dari Healthline, Senin (17/4/2023):
https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/04/123000065/mual-setelah-makan-apa-penyebabnya-