Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Asteroid Bennu yang Berhasil Dibawa NASA ke Bumi, Tempuh 3 Tahun Perjalanan

Potongan batuan dari asteroid Bennu mendarat di Bumi setelah menempuh perjalanan selama tiga tahun dari luar angkasa.

Dikutip dari rilis resmi NASA, Senin (25/9/2023), pengiriman sampel asteroid dari luar angkasa menuju Bumi ini merupakan peristiwa pertama yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Setelah sampai di Bumi, sampel asteroid Bennu akan diangkut dalam tabung tertutup menggunakan pesawat menuju Johnson Space Center NASA di Houston, AS.

Selanjutnya, NASA bekerja sama dengan Badan Antariksa Kanada (CSA) dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sampel tersebut.

Lalu, apa itu asteroid Bennu dan mengapa keberadaan sampelnya penting untuk diteliti di Bumi?

Apa itu Asteroid Bennu?

Bennu merupakan sebuah asteroid yang pertama kali ditemukan pada 11 September1999 melalui survei Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR).

Saat itu, batuan luar angkasa ini disebut dengan 1999 RQ36.

Pada 2013, seorang siswa kelas tiga bernama Michael Puzio memenangkan kontes penamaan asteroid. Dia memberi asteroid ini nama Bennu.

Dilansir dari situs NASA, Bennu memiliki tinggi sekitar 50 meter dan lebar 55 meter.

Asteroid Bennu memiliki diameter 492 meter dan berputar setiap 4,3 jam sekali di orbit yang berada dekat dengan Bumi.

Asteroid ini diperkirakan adalah pecahan batuan sisa dari pembentukan tata surya. NASA meyakini mineral di dalam Bennu bahkan mungkin berusia lebih tua dari tata surya.

Benny mengandung butiran debu mikroskopis yang ada saat pembentukan Matahari dan planet-planet dalam tata surya pada hampir 4,6 miliar tahun yang lalu.

Para peneliti memperkirakan Bennu memiliki peluang 1 banding 2.700 akan menimbulkan dampak pada Bumi saat berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi pada akhir abad ke-22.

Kondisi ini membuat pesawat OSIRIS-REx milik NASA berhasil mendarat di permukaannya pada 20 Oktober 2020 untuk mengumpulkan sampel batuan asteroid tersebut.

Sampel seberat 250 gram ini akhirnya berhasil di bawa ke Bumi untuk diteliti pada 2023.

Administrator NASA Bill Nelson dalam rilis resmi mengatakan, sampel asteroid Bennu akan memperbanyak pemahaman manusia tentang asal usul dan pembentukan tata surya.

Para peneliti di seluruh dunia akan melakukan penelitian untuk memahami pembentukan planet serta asal usul bahan organik dan air yang menyebabkan ada kehidupan di Bumi.

Menurut NASA, asteroid ini kemungkinan besar kaya akan karbon dan molekul organik. Selain itu, Bennu juga mungkin mengandung komponen lain yang penting bagi kehidupan seperti air.

“Bennu adalah asteroid yang berpotensi berbahaya, dan apa yang kita pelajari dari sampelnya akan membantu kita lebih memahami jenis asteroid yang mungkin menghadang kita,” lanjut Nelson.

Penelitian terhadap Bennu diperlukan karena asteroid ini memiliki peluang kecil berdampak pada Bumi pada 24 September 2182.

Di sisi lain, asteroid ini kaya akan sumber daya alam, seperti besi dan aluminium serta logam mulia, seperti platinum.

Hal ini membuat banyak negara dan perusahaan membangun teknologi untuk mengambil sumber daya tersebut dari asteroid. Jika berhasil mengambil hidrogen dan oksigen dari batuan tersebut, bahan bakar roket akan tercipta.

Di masa depan, asteroid dapat berfungsi sebagai stasiun bahan bakar untuk misi robot atau manusia ke luar angkasa.

Selain itu, penelitian lebih lanjut terhadap Bennu akan memungkinkan peneliti memahami asteroid lain di tata surya sekaligus fenomena antariksa lainnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/25/200000865/mengenal-asteroid-bennu-yang-berhasil-dibawa-nasa-ke-bumi-tempuh-3-tahun

Terkini Lainnya

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke