KOMPAS.com - Kembang kol merupakan sayuran bebas gluten dan kaya akan nutrisi, termasuk serat, vitamin, dan mineral.
Sayuran yang disebut cauliflower dalam bahasa Inggris ini mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang melalui kandungan vitamin C dan K.
Dilansir dari Medical News Today, tingginya antioksidan dalam kembang kol turut melawan radikal bebas dan menurunkan risiko penyakit berbahaya.
Asupan serat yang diperoleh setiap kali mengonsumsi kembang kol juga membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
Sebaliknya, kandungan gizi ini akan meningkatkan sensitivitas insulin serta penurunan berat badan bagi penderita obesitas.
Namun, seseorang yang mengonsumsi kembang kol berlebihan dapat terserang efek samping tertentu.
Lantas, apa saja efek samping kembang kol?
Efek samping kembang kol
Kembang kol masuk dalam golongan sayuran silangan atau cruciferous vegetables.
Sayuran silangan adalah kelompok sayur yang tergabung dalam keluarga Brassicaceae, seperti brokoli, kale, dan pakcoy.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kelompok sayuran ini memiliki kandungan dan manfaat serupa, yakni senyawa glukosinolat yang memberikan perlindungan antikanker.
Kendati demikian, efek samping sayuran silangan juga hampir mirip, terutama jika dimakan dalam jumlah banyak.
1. Perut kembung
Saat dikonsumsi berlebihan, sayuran silangan termasuk kembang kol dapat menyebabkan kelebihan gas yang berimbas pada perut kembung.
Kondisi ini lantaran kembang kol mengandung gula kompleks, rafinosa, yang sulit dipecah oleh tubuh manusia.
Pada gilirannya, gula ini akan berpindah ke usus besar tanpa tercerna dengan baik, sehingga memicu gas dan kembung.
Mengonsumsi kembang kol berdekatan dengan obat pengencer darah sangat tidak disarankan karena dapat mengganggu kinerja.
Dikutip dari Eat This, sayuran ini kaya akan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Berfungsi mencegah pendarahan, kinerja vitamin K berbanding terbalik dengan obat pengencer darah untuk memperlancar aliran dalam tubuh.
Biasanya, obat ini dikonsumsi oleh orang dengan gangguan pada jantung maupun pembuluh darah, seperti jantung koroner, gangguan irama jantung, dan emboli paru.
Oleh karena itu, seseorang yang mengonsumsi obat pengencer darah sebaiknya membatasi makan kembang kol secara berlebihan untuk menghindari efek tidak menyenangkan.
3. Hipotiroidisme
Efek samping kembang kol selanjutnya adalah hipotiroidisme, kondisi saat kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup.
Dilansir dari Healthline, hipotiroidisme dapat menyebabkan gejala kelelahan, kelemahan otot, dan penambahan berat badan.
Hubungan hipotiroidisme dan kembang kol disebabkan kandungan isothiocyanates, senyawa kimia tumbuhan yang dapat mengganggu penyerapan yodium.
Namun, potensi ini hanya timbul jika seseorang kekurangan asupan yodium dan berlebihan memakan cauliflower.
Sementara itu, menurut penelitian dalam Sage Journals, mereka yang mengonsumsi lima ons sayuran silangan setiap hari selama empat minggu terbukti tidak mengalami hipotiroidisme.
Guna pencegahan hipotiroidisme, cobalah untuk memperbanyak asupan yodium dari berbagai makanan, seperti rumput laut, produk susu, garam beryodium, tuna, dan telur.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/02/183000365/3-efek-samping-kembang-kol-salah-satunya-bisa-bikin-perut-kembung