Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mungkinkah Kelelahan Bisa Picu Kematian?

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi, meninggal dunia usai mengikuti lomba balap karung dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Meninggal setelah menyentuh garis finish dalam lomba pada Kamis (17/8/2023) pukul 15.30 WIB, wanita bernama Dewi (39) ini diduga mengalami kelelahan.

"Korban diduga kelelahan setelah selesai melaksanakan lomba balap karung," ujar Kapolsek Batang Merangin, Iptu Juliaman, dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/8/2023).

Warga Desa Tamiai, Efriantoni mengatakan, Dewi diketahui tidak memiliki riwayat penyakit sebelum mengikuti lomba.

Jatuh pingsan usai perlombaan, sejumlah warga pun membawa Dewi ke puskesmas. Namun, sesampainya di Puskesmas Tamiai, dia dinyatakan meninggal dunia.

Lantas, mungkinkah kelelahan menyebabkan kematian?

Kelelahan bisa picu kematian

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Habibie Arifianto menjelaskan, kelelahan tidak secara langsung mengakibatkan kematian.

Menurut dia, kelelahan dapat dipandang sebagai suatu pemicu dari masalah kesehatan yang sebelumnya memang sudah ada.

"Biasanya penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah," ujar Habibie, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Kelelahan, bentuk stres fisik terutama saat mengikuti kegiatan olahraga kompetitif seperti balap karung, akan meningkatkan hormon adrenalin dan katekolamin.

Dua hormon tersebut, lanjut Habibie, dapat mengakibatkan serangan jantung hingga gagal jantung akut.

"Yang biasanya disertai dengan perburukan klinis hingga henti jantung mendadak," paparnya.

Sebaliknya, pada seseorang yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu, kelelahan saja tidak berujung kematian.

"Kalau sebelumnya tidak ada masalah biasanya ya aman-aman saja," kata Habibie.

Perlu rekam medis agar tahu kondisi tubuh

Senada, ahli penyakit dalam di Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, kelelahan tidak menyebabkan kematian.

Dia menjelaskan, biasanya saat merasa kelelahan, tubuh akan mengarahkan seseorang untuk beristirahat.

"Kalau lihat dari kejadian pada ibu itu, saya pikir justru hal-hal yang sifatnya lebih akut atau mendadak," jelasnya, saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.

Kondisi akut dan mendadak tersebut, menurut Andi, seperti kelainan irama jantung yang parah, serangan jantung, atau emboli paru, kondisi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru.

Menilik kasus kematian setelah lomba balap karung, Andi mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki rekam medis untuk masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui dan mengevaluasi perkembangan status kesehatannya masing-masing.

"Jadi tidak memaksakan diri dan punya kontrol individu," lanjutnya.

Tak hanya rekam medis, kontrol rutin atau berkala juga diperlukan untuk mencegah suatu masalah kesehatan berkembang semakin parah.

Sebelum semakin parah, pasien bisa mendapat perawatan non-obat atau obatan-obatan yang relatif lebih sederhana.

"Itu akan jauh lebih bagus daripada datang saat kondisinya lebih berat atau lebih parah," tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/19/210000665/mungkinkah-kelelahan-bisa-picu-kematian-

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke