Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akar-akar Kebetulan

Di dalam “Akar-Akar Kebetulan”, Arthur Koestler mengungkap pendapat sebagai berikut: “The Jung-Pauli theory of "synchronicity", conceived by a physicist and a psychologist, both eminent in their fields, represents perhaps the most radical departure from the world-view of mechanistic science in our time. Yet they had a precursor, whose ideas had a considerable influence on Jung : the Austrian biologist Paul Kammerer, a wild genius who committed suicide in 1926, at the age of forty-five”.

Hobi Paul Kammerer adalah mengoleksi kebetulan-kebetulan yang kemudian diterbitkan sebagai buku Das Gesetz der Serie (Hukum Serial).

Satu di antara sekian banyak metode riset yang digunakan Kammerer adalah duduk di taman umum lalu menghitung berapa manusia yang lewat, berapa yang membawa payung, berapa yang jalan sendirian, dan lain sebagainya, yang digunakan sebagai bahan postulasi menyusun teori serialitas.

Tak kurang dari Albert Einstein sempat mengomentari gagasan serialitas Kammerer sebagai “menarik dan sama sekali tidak absurd”, mungkin karena sama sulit atau mudah dimengerti seperti teori kenisbian gagasan Einstein sendiri.

Sementara Carl Gustav Jung menganalisa karya pemikiran Kammerer di dalam buku berjudul “Synchronicity” bahwa kebetulan yang disebut sebagai kebetulan pada hakikatnya tidak mengandung koneksi kausal.

Sebuah peristiwa kebetulan mungkin sinkronisitas sebagai pengalaman atas peristiwa berelasi kausal, namun tergantung pada tafsir insan yang menafsirkannya.

Untuk layak dianggap sebagai sinkronisitas sang peristiwa bukan terjadi secara kebetulan, namun senantiasa bisa dipertanyakan karena lazimnya selalu ada faktor kebetulan terlepas dari berapa kecil maupun besar kemungkinan selama kemungkinan tidak bersifat nihil.

Para skeptiker pemikiran Jung seperti Georges Charpak dan Henri Broch menganggap sinkronisitas semata merupakan halusinasi gejala apophenia sebagai awal skizofrenika belaka.

Secara dogmatis mereka memvonis bahwa teori statistik dan probabilitas, semisal, Littlewood’s Law pasti mampu menjelaskan segenap misteri situasi-kondisi yang dianggap sebagai kebetulan.

Di dalam “Akar-Akar Kebetulan”, Arthur Koestler menyarankan agar para saintis berkenan mempelajari apa yang disebut sebagai kebetulan secara lebih jauh dan mendalam demi mampu lebih memahami fenomena-fenomena paranormal yang berkeliaran di luar jangkauan common sense.

Arthur Koestler yang memengaruhi saya sehingga menggagas humorologi, merasa yakin bahwa peristiwa paranormal jarang terjadi sambil sulit dibakukan akibat capricious di luar kelaziman maka membutuhkan kombinasi paradoksikal dari skillful scientific experiment dengan kerendahan hati beserta --- sepaham dengan Albert Schweitzer --- semangat keingin-tahuan anak-anak.

Menurut Koestler, ketinggian hati alias arogansi saintifik justru akan menutup segenap pintu serta jendela maupun ventilasi ilmu pengetahuan tentang alam semesta bagi umat manusia untuk memahaminya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/31/163300565/akar-akar-kebetulan

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke