Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada DBD di Tengah Suhu Tinggi, Kenali Gejala dan Pencegahannya

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat waspada terhadap gigitan nyamuk dengue yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi mengungkapkan, nyamuk DBD semakin ganas di tengah suhu cuaca tinggi seperti saat ini.

Pasalnya, apabila menilik jumlah kasus dari 1968, pola kasus DBD meningkat saat terjadinya El Nino.

Bahkan, penelitian mengungkapkan bahwa nyamuk akan mengganas saat berada di tengah suhu panas.

"Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3-5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat," ujar Imran di Jakarta, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (12/6/2023).

Lantas, apa saja gejala DBD dan pencegahan yang perlu dilakukan?

Gejala DBD yang patut diwaspadai

Dilansir dari laman Kemenkes, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.

Di Indonesia, DBD telah menjadi penyakit endemik yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

Spesialis anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr Mulya Rahma Karyanti mengatakan, infeksi dengue ditularkan dari gigitan nyamuk betina.

Nyamuk Aedes aegypti betina tersebut membutuhkan darah untuk diisap agar dapat bertelur.

"Masa inkubasi 5-10 hari, rata-rata 7 hari sejak gigitan nyamuk sampai timbul gejala," katanya di Jakarta, Senin.

Menurut Mulya, nyamuk biasanya akan aktif menggigit saat terang, yakni mulai pukul 08.00-10.00 dan menjelang sore sekitar pukul 15.00-17.00.

Adapun gejala DBD yang mungkin dirasakan, antara lain:

Masih dari laman yang sama, gejala DBD terbagi menjadi beberapa fase yang patut diwaspadai.

Pada fase pertama, sekitar 1-3 hari, penderita akan merasakan demam cukup tinggi hingga 40 derajat Celsius.

Selanjutnya, pada fase kedua, tepatnya hari keempat dan kelima, penderita akan mengalami fase kritis yang ditandai dengan penurunan demam hingga 37 derajat Celsius.

Penderita biasanya akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali atau merasa sembuh.

Padahal, jika tidak mendapat pengobatan pada fase ini, berpotensi terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah.

Sementara itu, memasuki fase ketiga pada hari keenam dan ketujuh, penderita akan merasakan demam kembali.

Saat mengalami fase yang disebut pemulihan ini, trombosit perlahan akan naik kembali hingga normal.

Langkah pencegahan DBD

Pencegahan infeksi DBD dapat dilakukan melalui upaya pemberantasan sarang nyamuk dengue.

Cara paling mudah, yakni dengan menerapkan 3M Plus yang terdiri dari:

  • Menguras dan menyikat bak mandi, kendi, toren air, drum, dan tempat penampungan air lainnya.
  • Menutup tempat penampungan air.
  • Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.
  • Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue.

Menurut Kemenkes, upaya plus atau tambahan pencegahan gigitan dan perkembangbiakan nyamuk DBD dapat meliputi:

Pemberantasan nyamuk tidak dianjurkan menggunakan fogging, lantaran merugikan kesehatan dan hanya memberikan dampak instan.

Fogging juga sangat mencemari lingkungan, dan berpotensi membuat nyamuk menjadi resisten atau kebal.

Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan melalui vaksin dengue yang sudah memiliki izin edar, yaitu vaksin Dengvaxia dan vaksin Qdenga.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/14/140000765/waspada-dbd-di-tengah-suhu-tinggi-kenali-gejala-dan-pencegahannya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke