KOMPAS.com - Hari ini 5 tahun lalu, tepatnya 8 Mei 2018, Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, diserbu ratusan tahanan teroris.
Peristiwa yang terjadi malam hari sekitar pukul 21.30 WIB ini melibatkan 155 tahanan teroris.
Mereka sempat menyandera anggota polisi selama 39 jam, sebelum akhirnya menyerahkan diri pada 10 Mei 2018 pagi.
Kerusuhan di Mako Brimob pun mengakibatkan lima anggota polisi dan seorang tahanan tewas.
Kronologi Kerusuhan Mako Brimob 2018
Tragedi di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob ini bermula dari cekcok antara tahanan dan petugas dari personel Brimob Polri.
Cekcok kedua pihak kian membesar hingga polisi harus mensterilkan lingkungan di sekitar tempat kejadian.
Diberitakan Kompas.com (9/5/2018), pada Selasa (8/5/2018) pukul 21.30 WIB, wartawan mulai mendapatkan informasi tentang jebolnya tahanan kasus terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua.
Kendati demikian, upaya konfirmasi ke aparat kepolisian kala itu tak membuahkan jawaban.
Hingga pada Selasa sekitar pukul 23.20 WIB, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri saat itu, Brigjen M. Iqbal membenarkan kerusuhan yang melibatkan petugas dan tahanan.
Keesokan harinya, Rabu (9/5/2023) pukul 00.05 WIB, aparat kepolisian mulai melakukan pengamanan ketat di sekitar Markas Korps Brigade Mobil tersebut.
Kala itu, wartawan diminta untuk menjauhi gerbang Mako hingga 200 meter.
Di sisi lain, lini masa media sosial mulai bertebar gambar dan foto yang menyebutkan kondisi terkini di lokasi kejadian.
Bahkan, ada salah satu akun Instagram yang disebut melakukan siaran langsung dari dalam Rutan Mako Brimob yang telah dikuasai tahanan teroris.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, pada pukul 00.35 WIB, polisi mulai memasang kawat berduri.
Wilayah yang disterilkan turut meluas hingga gereja, rumah sakit, dan unit Satwa Kabaharkam yang berada persis di samping Mako Brimob.
Masih di hari yang sama, sekitar pukul 01.07 WIB, Karo Penmas Brigjen M Iqbal akhirnya memberikan pernyataan kepada pers.
Dia membenarkan adanya kerusuhan di dalam rutan di Mako Brimob yang bermula dari cekcok tahanan dengan petugas. Sejumlah petugas pun kala itu disebut terluka.
Sekitar pukul 01.15 WIB, Jalan Akses UI yang berada di depan Mako Brimob Kelapa Dua ditutup sementara. Di sepanjang jalan ini, tampak personel Brimob yang berjaga.
Sejumlah personel polisi kemudian diperintahkan untuk bersiap siaga sekitar pukul 02.15 WIB. Secara serentak, para personel mengokang senjata laras panjang yang dibawa.
Tak lama, terdengar perintah agar para polisi yang dilengkapi dengan helm dan rompi antipeluru mengambil tempat masing-masing untuk melindungi diri.
Hingga Rabu pukul 05.30 WIB, seluruh kendaraan pribadi maupun masyarakat yang berjalan kaki dilarang melintas di depan Mako Brimob.
Penjagaan ketat juga masih dilakukan pada pukul 07.39 WIB. Saat itu, anggota Brimob dengan senjata laras panjang masih tampak memenuhi area.
Cekcok perihal makanan
Berdasarkan keterangan Iqbal, kerusuhan dipantik cekcok antara tahanan dan petugas perihal makanan pemberian keluarga yang terlebih dahulu harus melewati pemeriksaan petugas.
Dari sana, ada tahanan teroris yang tidak terima dan memicu keributan.
Pada Rabu sore, pihak kepolisian kemudian melaporkan bahwa ada 5 anggota Densus 88 Antiteror dan satu orang tahanan yang tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob.
Dikutip dari Kompas.com (22/4/2021), para tahanan teroris berhasil merebut senjata petugas dan menyandera satu anggota Densus lainnya.
Sejumlah tuntutan pun diajukan para tahanan, mulai dari protes soal makanan hingga permintaan bertemu terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman.
Hingga Rabu tengah malam, tahanan teroris berhasil menguasai seluruh rutan Mako Brimob. Sementara polisi, hanya bisa berjaga di luar gedung.
Hingga pada tengah malam, tepat Kamis (10/5/2018) pukul 00.00 WIB, polisi yang menjadi sandera terakhir berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup.
Pembebasan personel bernama Bripka Iwan Sarjana ini merupakan hasil negosiasi dengan pihak tahanan yang meminta makanan.
Kendati bebas, Bripka Iwan mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh.
Selanjutnya, pada pukul 02.18 WIB, satu unit mobil barracuda masuk ke dalam Mako Brimob untuk mengambil alih rutan.
Sebelum melakukan penyerbuan, pihak kepolisian terlebih dahulu memberikan ultimatum kepada para tahanan untuk menyerahkan diri.
Sejumlah 145 tahanan pun menyerahkan diri. Sementara itu, ada 10 orang lainnya yang sempat melawan.
Namun, setelah beberapa saat, 10 tahanan itu akhirnya turut menyerahkan diri.
Pukul 07.25 WIB, terdengar bunyi ledakan keras dan suara tembakan dari arah dalam Mako Brimob Kelapa Dua.
Menurut kepolisian, suara dentuman dan senjata itu merupakan tanda sterilisasi untuk memastikan operasi pengambilalihan berakhir.
Enam terdakwa divonis mati
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur kemudian menjatuhkan vonis hukuman mati kepada enam terdakwa teroris pelaku penyerangan Mako Brimob.
Masih dari pemberitaan Kompas.com, enam terdakwa disebut telah menerima dan tidak menyatakan banding atas vonis pada Rabu (21/4/2021) siang itu.
Adapun keenam terdakwa yang mendapatkan hukuman mati itu, yakni:
(Sumber: Kompas.com/Abba Gabrillin, Muhammad Isa Bustomi | Editor: Sabrina Asril, Sandro Gatra)
https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/08/080000665/kronologi-kerusuhan-mako-brimob-8-mei-2018-tragedi-yang-tewaskan-5-polisi