Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengonfirmasi bahwa subvarian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus sudah ada di Indonesia.

Jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi subvarian Arcturus ada sebanyak dua kasus.

"Iya sudah, ada dua kasus," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Kompas.com (14/4/2023).

Menurut Nadia, kasus tersebut terdeteksi tanggal 23 dan 27 Maret 2023, di mana salah satu pasien merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Lantas, apa saja gejala dari Covid-19 akibat dari subvarian Arcturus?

Apa itu Covid-19 Subvarian Arcturus?

Menurut WHO, subvarian Arcturus adalah salah satu dari 600 sub-varian Covid-19 Omicron.

Arcturus disebut juga sebagai subvarian Omicron XBB.1.16. Subvarian Omicron XBB.1.16 ini pertama kali diidentifikasi pada Januari 2023 dan mulai dipantau oleh WHO sejak 22 Maret.

Hingga saat ini Arcturus telah terdeteksi di 22 negara, termasuk India, Inggris, AS, dan Indonesia.

Varian baru Covid-19 ini memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infeksivitas serta potensi peningkatan patogenisitas. 

Tetapi WHO belum melihat ada perubahan yang bisa menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada individu atau populasi.

Para ilmuwan di Universitas Tokyo membandingkan subvarian Kraken dan Arcturus. Hasilnya adalah varian Covid-19 terbaru ini bisa menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien dari pada kerabatnya.

Hasil pengamatan mereka juga menilai bahwa varian baru Covid-19 Arcturus lebih sangat kebal terhadap antibodi yang tertinggal di tubuh dari infeksi Covid-19 sebelumnya.

Gejala subvarian Covid-19 Arcturus

Nadia menyampaikan, gejala yang dialami oleh pasien subvarian Covid-19 Arcturus tidak tergolong berat. Menurutnya, subvarian ini memang cepat menular namun tak menimbulkan fatalitas.

"Hanya satu sempat dirawat, sementara yang satu lagi tidak ada gejala dan pelaku perjalanan LN," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan pasien kedua yang positif subvarian di Jakarta mengalami gejala batuk.

"Pasien kedua Arcturus di Jakarta alami batuk kencang dan radang paru (pneumonia)," kata dia, Jumat (14/4/2023).

Ngabila menambahkan, dari data di India, varian Arcturus memiliki gejala baru yakni mata merah dan peningkatan kotoran mata. Meski demikian, pada kedua pasien Arcturus di Jakarta, gejala mata merah ini tidak muncul.

Lebih lanjut dirinya meminta agar pasien yang memiliki gejala Covid-19 untuk memeriksaan ke puskesmas kecamatan terdekat.

Sementara itu, dikutip dari StraitTimes, gejala-gejala yang dilaporkan pada pasien dengan subvarian Arcturus sebagai berikut:


22 negara yang mendeteksi

Saat ini telah ada 22 negara yang sudah mendeteksi Covid-19 yakni Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Australia.

Dikutip dari LiveMint, Arcturus telah memicu lonjakan kasus baru di India, AS, Singapura dan beberapa negara lain.

"XBB.1.16 dan keturunannya memiliki semangat untuk mengalahkan varian Covid lainnya. Varian baru berkembang dengan cepat," kata Asisten Dekan Penelitian dan Profesor di New York Institute of Technology Raj Rajnarayanan.

Para ahli juga mengingatkan bahwa varian ini memiliki keunggulan pertumbuhan 140 persen dibanding XBB.1.5 sehingga lebih agresif.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/14/193000065/mengenal-covid-19-subvarian-arcturus-dan-gejalanya

Terkini Lainnya

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke