Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terlalu Sering Meminta Maaf, Apakah Anda Terkena "Sorry Syndrome"?

KOMPAS.com - Ungkapan kata maaf di Indonesia tidak hanya terucap ketika seseorang sedang merasa bersalah.

Kata maaf sering kali diucapkan dan disampaikan dalam hal-hal kecil, bahkan ketika seseorang tak berbuat kesalahan apapun.

Sebagai contoh, ketika hendak meminjam pensil, Anda tak segan untuk berkata, "Maaf, apakah saya boleh meminjam pensil?"

Di beberapa negara, frekuensi penyampaian kata maaf mungkin tidak sesering yang terjadi di Indonesia.

Amerika, misalnya. Masyarakat di Amerika mengucapkan kata maaf lebih sedikit dibandingkan dengan orang Inggris atau Kanada. Tentunya, itu juga hanya dilakukan ketika seseorang memang baru saja berbuat kesalahan.

Apa yang terjadi dengan seseorang yang terlalu sering meminta maaf? Benarkah mereka mengidap sorry syndrome?

Apa itu sorry syndrome?

Sorry syndrome adalah keharusan untuk meminta maaf atas hal-hal yang bahkan berada di luar kendali diri sendiri. Dengan kata lain, Anda bisa mengatakan kata maaf meskipun tidak bersalah.

Dilansir dari The News, seseorang yang kerap meminta maaf akan mengembangkan sorry syndrome karena cenderung merasa bahwa dirinya sendiri adalah penghalang, beban, gangguan, sehingga membuatnya perlu sering-sering meminta maaf.

Ungkapan kata maaf juga sering dilakukan untuk mencari penerimaan. Banyak permintaan maaf yang berlebihan dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan dan pengaruh sosial.

Jenis kelamin juga memainkan peran mengapa beberapa orang mengembangkan sorry syndrome.

Wanita dilaporkan lebih mungkin mengalami sorry syndrome daripada pria. Hal ini bermuara pada perbedaan tumbuh kembang anak laki-laki dan perempuan.

Anak laki-laki biasanya didorong untuk menunjukkan kemandirian dan dihargai serta percaya diri. Sedangkan anak perempuan cenderung memiliki harapan sosial tambahan yang ditempatkan pada mereka, seperti percaya diri tapi tidak sombong.

Tanda-tanda sorry syndrome

Masih dari sumber yang sama, terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami sorry syndrome. Yaitu:

Kata maaf di Indonesia

Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono tidak memungkiri bahwa kata maaf kerap diucapkan oleh masyarakat Indonesia.

"Jadi betul, itu memang masyarakat di kita, terutama di Timur itu, membiasakan menggunakan kata maaf atau juga sebuah istilah-istilah yang menandakan kesantunan," ucapnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Menurutnya, kata maaf itu tidak selamanya terhubung dengan perkara kesalahan. Sebaliknya, kata maaf digunakan sebagai tindak tanduk kesopanan.

"Maaf lebih menunjukkan kesantunan dalam artian bahwa kalau di istilah jawa itu nggempil kamardikan atau mengganggu kesibukan, mengganggu kebebasan, mengganggu kegiatan seseorang," terang Drajat.

Konstruksi moral normatif di Indonesia mengasumsikan bahwa setiap orang selalu memiki aktivitasnya sendiri, meskipun secara terbuka, seperti bekerja, atau dalam diamnya, misal saat tengah berzikir.

"Ketika kita mau ngomong sama orang itu seperti kita mengganggu, interrupting, orang itu yang sedang memiliki kebebasan otonomi untuk bergerak. Makanya kita ngomong nyuwun sewu atau mohon maaf," jelas dia.

Di Indonesia, kata "maaf" bisa memiliki 2 makna. Yaitu sebagai permohonan maaf karena melakukan kesalahan dan sebagai kesopanan untuk izin masuk ke area privat seseorang.

Kendati demikian, Drajat tidak menampik bahwa hal itu tidak serta merta dipahami begitu saja oleh generasi muda saat ini. Menurutnya, generasi muda saat ini lebih membangun relasi-relasi komunikasi dan sosial yang lebih rasional.

"Jadi kalau lebih rasional itu kan mestinya kalau maaf itu ya ada kesalahan," tandas Drajat.

Cara mengurangi kata maaf

Jika Anda merasa terganggu dengan kebiasaan meminta maaf yang berlebihan, Anda bisa mengganti kata maaf itu dengan kata lainnya tanpa mengurangi kesopanan.

Dilansir dari Khaleej Times, Anda bisa mengganti kata maaf dengan kata terima kasih. Misalnya, "Maaf, saya terlambat datang," diganti dengan, "Terima kasih sudah menunggu".

Atau ketika Anda menelepon seseorang yang sedang sibuk, cobalah untuk mengatakan, "Saya menghargai Anda mengangkat telepon saya meskipun sedang sibuk".

Selain mengganti kata maaf dengan terima kasih, Anda juga bisa mengurangi kata maaf dengan memvalidasi perasaan orang lain, yaitu dengan memberikan empati kepada seseorang yang sedang berbicara dengan Anda.

Misalnya, dengan menyampaikan kata, "Itu pasti sangat sulit. Saya di sini untuk membantumu jika membutuhkan sesuatu".

Hal ini akan membuat mereka merasa lebih baik dan meningkatkan hubungan Anda dengan mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/11/110500765/terlalu-sering-meminta-maaf-apakah-anda-terkena-sorry-syndrome-

Terkini Lainnya

Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Tren
Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Tren
Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Tren
18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tren
Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tren
4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke