Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jenis Vaksin Booster Kedua Berdasarkan Booster Pertama, Apa Saja?

Adapun program vaksinasi dosis keempat ini mulai diberikan kepada 4 juta tenaga kesehatan Indonesia pada Jumat (29/7/2022).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tujuan pemberian vaksin booster kedua karena imunitas vaksin ketiga sudah menurun dalam kurun waktu enam bulan.

Karena penurunan ini, maka vaksin booster kedua diperlukan untuk menguatkan kembali kekebalan tubuh.

Lantas apa saja jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk suntik vaksin keempat atau booster kedua ini?

Jenis vaksin dan dosis

Jenis vaksin yang akan digunakan untuk booster kedua telah diatur oleh Kementerian Kesehatan.

Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor SR.02.06/C/3632/2022 mengenai Regimen Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan Kedua (Booster Ke-2) Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan).

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr Maxi Rein Rondonuwu, pada 29 Juli 2022.

Ketika dikonfirmasi Kompas.com, Maxi Rein Rondonuwu membenarkan bahwa jenis vaksin booster kedua yang digunakan sesuai aturan dalam surat edaran yang ada.

"Ya, benar," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (31/7/2022) siang.

Berikut jenis dan dosis vaksin yang digunakan untuk booster kedua:

1. Pengguna booster pertama vaksin Sinovac maka pilihan jenis vaksin booster kedua yang digunakan yakni:

  • Astra Zeneca : separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer : separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Moderna : dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinopharm : dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

2. Pengguna booster pertama AstraZeneca maka pilihan jenis vaksin booster kedua yang digunakan yakni:

  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer: separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Astra Zeneca : dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Pengguna booster pertama Pfizer maka pilihan jenis vaksin booster kedua yang dipakai yakni:

  • Pfizer: dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • AstraZeneca: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

4. Pengguna booster pertama Moderna maka pilihan jenis vaksin booster kedua yang dipakai yakni:

  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

5. Pengguna booster pertama Sinopharm maka pilihan jenis booster kedua yang digunakan yakni:

Stok masih banyak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan stok vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini masih berlimpah.

Stok yang melimpah itu termasuk stok vaksin untuk dosis keempat atau booster kedua.

“Vaksin untuk nakes banyak, vaksin kita kan berlebih. Nakes ada 4 juta, vaksin kita sudah cukup kok,” ujar Budi dikutip dari Kompas.com, 27 Juli 2022.

Ia juga mengatakan Nakes membutuhkan booster kedua karena imunitasnya sudah menurun.

“Vaksin keempat sekarang sudah kita bagi, kita utamakan nakes dulu. Karena sekarang sudah enam bulan, data menujukkan imunitas menjadi menurun,” kata Budi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/31/123500365/jenis-vaksin-booster-kedua-berdasarkan-booster-pertama-apa-saja

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke