Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Remaja Adang Truk dan Upaya Mendewakan Identitas

KOMPAS.com - Belakangan, marak beredar video yang menampilkan aksi nekat para remaja saat mengadang truk yang sedang melaju di jalan raya.

Bukan meminta bantuan atau tumpangan, para remaja itu melakukan aksinya hanya untuk kepentingan konten.

Dalam beberapa video, para remaja ini kemudian tertawa puas setelah berhasil menghentikan truk yang tengah melaju kencang secara tiba-tiba.

Akan tetapi, aksi berbahaya itu tak jarang berujung pada kematian.

Terbaru, seorang remaja berinisial Y (18) meninggal dunia usia terlindas truk di Jalan Otto Iskandardinata, Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang pada Jumat (3/6/2022).

Lantas, mengapa fenomena seperti ini marak terjadi?

Fenomena adang truk di kalangan remaja demi konten

Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan, fenomena tersebut mencermikan upaya "mendewakan" identitas.

Menurutnya, para remaja ini lebih ingin menunjukkan identitas atau eksistensinya daripada fungsi diri.

"Jadi lebih ke arah identity daripada fungsi diri, memamerkan 'siapa saya' lebih penting," kata Drajat kepada Kompas.com, Sabtu (4/6/2022).

"Inilah yang memaksa mereka untuk mencari momen-momen agar 'siapa saya' betul-betul kemudian diakui orang. Pengakuan-pengakuan terhadap identitas ini sekarang sedang didewakan," tambahnya.

Drajat menjelaskan, pergeseran dari era produksi ke era komunikasi ini membuat para remaja berlomba-lomba mencari pengakuan diri.

Sebab, hal ini bisa digunakan untuk mendapatkan sesuatu secara cepat.

Sayangnya, proses untuk mencari pengakuan diri kerap mengabaikan aspek keselamatan, seperti mengadang truk yang tengah melaju di jalan raya.

"Mereka berusaha untuk menunjukkan identitasnya melalui aksi-aksi yang spektakuler supaya dapat pengakuan. Kalau identitas yang ditunjukkan itu sama dengan orang lain, bagi mereka itu tidak ada artinya," jelas dia.

Guna menghentikan fenomena berbahaya ini, Drajat berharap agar para remaja menyadari bahwa hal yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan adalah fungsi dan tanggung jawab diri, bukan identitas.

Tentu, proses ini harus dibantu oleh orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, guru, dan tokoh masyarakat.

Selain itu, para remaja juga harus memikirkan efek dari publikasi tersebut.

"Sebab apa yang mereka tampilkan itu akan berpengaruh pada pandangan orang yang dikaitkan dengan nilai-nilai hidup masyarakat, norma-norma, moralitas, dan sebagainya," ujarnya.

"Artinya kalau mereka mengambil gambar demikian, harus dipikirkan, apakah ini relevan dengan nilai masyarakat," tambahnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/05/090500765/fenomena-remaja-adang-truk-dan-upaya-mendewakan-identitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke