Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Elon Musk, Kepemimpinan Global, dan Dampaknya bagi Indonesia

KITA tidak bisa menyangkal bahwa Elon Musk saat ini menjadi trend maker bagi dunia. Akuisisinya terhadap Twitter seharga 44 miliar dollar AS (setara Rp 638 triliun) akan membawa perubahan yang cukup signifikan bagi manajemen Twitter dan lebih dari 300 juta penggunanya. Ia rela mencairkan saham Tesla senilai Rp 122 triliun untuk mendapatkan Twitter menjadi miliknya.

Musk berkata bahwa dirinya akan membuat Twitter menjadi tempat di mana masyarakat dapat berbicara dengan bebas, dengan seminimal mungkin pembatasan. Berdasarkan polling yang dibuat Musk di Twitter, 82 persen responden mengatakan bahwa Twitter tidak mengedepankan freedom of speech, sehingga polling ini menjadi justifikasi yang kuat untuk mengembalikan Twitter ke marwahnya.

Akuisisi Musk terhadap Twitter sebenarnya mengandung satu makna yang tersirat, yaitu bagaimana langkah Musk tidak hanya mengubah Twitter, tetapi juga masyarakat global. Kita melihat bagaimana dunia sangat memperhatikan Musk ketika dia berencana untuk membeli Twitter; setiap langkah dan ucapannya menjadi berarti. Musk bukan hanya sekadar seorang gazzilioner, dia menjelma sebagai sosok pemimpin di kancah global.

Yang membuat Musk berbeda

Satu hal yang mungkin banyak orang sepakat adalah apa yang dilakukan Musk terhadap dunia global. Dia berpengaruh besar terhadap masyarakat global. Ketika dia dinobatkan sebagai Person of the Year versi majalah Time 2021, tidak banyak yang memperdebatkan. Salah satu kekuatannya adalah bagaimana dia membawa isu yang tidak banyak dibicarakan orang, menjadi salah satu visinya dalam membuat perusahaan.

Contohnya adalah SpaceX. Tidak banyak orang yang sangat ambisius ingin menciptakan koloni di planet ruang angkasa. Hanya Musk satu-satunya sosok yang berani. Pertimbangannya berdasarkan perspektif krisis eksistensial, di mana dia membuat perumpamaan apabila Bumi tidak layak lagi dihuni, akan berlabuh ke mana umat manusia.

Sampai saat ini, belum ada planet yang memiliki kondisi yang layak kehidupan seperti di Bumi. Kita masih dalam tahap pencarian planet yang layak huni. Apabila Bumi menjadi unhabitable, umat manusia tidak memiliki planet lainnya sebagai alternatif.

Oleh karena itu, seseorang harus memulainya, mencari kemungkinan-kemungkinan planet yang bisa dibuat koloni. Berangkat dari asumsi ini, Musk mengembangkan SpaceX agar bisa membuat koloni di planet Mars.

Menurut saya, Musk merupakan jenis yang kedua, di mana dia mengejar sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda dengan apa yang dunia pikirkan. Singkatnya, Musk menantang status quo untuk menghasilkan hal yang inovatif.

Jika melihat kualitas dari seorang pemimpin yang inovatif, beberapa kualitas yang harus dimiliki adalah fleksibilitas dan kelincahannya. Oleh karena itu, untuk meraih visinya, dia harus agile dan fleksibel dalam pelaksanaannya. Visinya tidak mungkin terealisasi jika Musk tidak memiliki tingkat adaptabilitas yang tinggi. Riset dari IBM 2021 mengungkapkan bahwa 56 persen CEO menekankan pada kelincahan dan fleksibilitas operasional.

Selain itu, Musk memiliki segalanya untuk membentuk masa depan dunia dan menjadi pionir. Kekayaan yang luar biasa, yang membuatnya bisa berbuat banyak dan mungkin mengakuisisi perusahaan lain, atau membuat perusahaan baru. Musk juga punya perusahaan yang bergerak di isu futuristik.

Bisa kita lihat bagaimana perusahaan-perusahaan yang dibangun Musk adalah perwujudan terhadap masa depan dunia. Neuralink, SolarCity (yang diakuisisi Musk pada tahun 2016), SpaceX, Tesla, dan The Boring Company bergerak di bidang-bidang yang akan membentuk dunia ke depannya, seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan, teknologi ruang angkasa, transportasi masa depan, dan bioteknologi.

Kemudian dia menambahkan Twitter, salah satu media sosial terpopuler yang sering membentuk opini masyarakat. Artinya, Musk punya tools yang dibutuhkan untuk membentuk masa depan global.

Fakta-fakta ini sedikit banyak membuat kita mengerti bagaimana pengaruh Musk di kancah global. Seorang investor, pengusaha, dan inovator yang memimpin percakapan global. Fakta lainnya yang tidak boleh kita kesampingkan adalah Musk saat ini orang terkaya di dunia. Dengan kekayaannya, dia bisa memengaruhi dunia global, mengombinasikan dengan visi futuristiknya. Tidak berlebihan jika Musk akan memimpin dunia menuju masa depan yang lebih sustainable dan hijau.

Di atas itu semua, apa yang membedakannya dengan sosok-sosok lainnya adalah bagaimana dia menjadi seorang pemimpin. Tidak hanya sebagai global voice, namun juga pemimpin perusahaan. Ketika dia memimpin perusahaan-perusahaannya, dia menghasilkan energi yang membuat orang lain menjadi termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Menggerakkan orang lain dengan visinya

Tidak berlebihan ketika Musk muncul sebagai sosok pemimpin dalam kancah global, setidaknya menurut kaca mata penulis. Yang menjadi salah satu ciri khas Elon Musk adalah visinya yang sangat jauh ke depan. Ini tercermin dari perusahaan-perusahaan yang dia buat, Tesla dan SpaceX.

Musk mendedikasikan dirinya untuk membuat dunia menjadi lebih baik dan tidak ragu untuk mengeksekusi visinya. Dia adalah tipikal pemimpin yang transformasional, yang langsung berorientasi pada aksi, dan mampu menginspirasi orang-orang yang bekerja bersamanya.

Ini mendapat pengakuan dari Chief Operating Officer SpaceX, Gwynne Shotwell, perempuan yang sudah lama bekerja bersama Musk. Mengutip dari CNBC, dia mengatakan, “… he drives you to do your best work. He doesn’t have to say a word. You just want to do great work.”

Gwynne secara nyata mengatakan bahwa Elon menjadi sosok pemimpin yang menginspirasi anggotanya untuk melakukan yang terbaik dan merealisasikan visinya. Musk adalah sosok yang dapat membawa anggotanya melampaui batas kemampuan mereka.

James R Detert dalam artikelnya yang berjudul What Courageous Leaders Do Differently, berkata bahwa pemimpin yang kita butuhkan sekarang adalah pemimpin yang mampu menciptakan dan mempromosikan lingkungan yang membuat anggotanya berkembang dengan menantang batas-batas mereka.

Ini yang dilakukan Musk kepada karyawannya di SpaceX dan mungkin di perusahaan-perusahaan lainnya. Karena visinya yang sangat ambisius, Musk ingin menantang karyawannya untuk berpikir beyond the box.

Dalam konteks kepemimpinan transformatif, banyak riset yang sudah membuktikan dampaknya. Contohnya, Jiatong, et al (2022) menemukan bahwa kepemimpinan transformatif berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan performa kerja. Hasil ini didapat dari survei terhadap 845 karyawan di sebuah hotel di Tiongkok.

Terkait kemampuan pemimpin transformatif, riset dari Boyden, konsultan kepemimpinan, yang berjudul Leading Transformation 2021 mengemukakan tiga kemampuan penting yang dimiliki pemimpin transformatif: menciptakan kepercayaan (61 persen), menampilkan kepercayaan diri dengan visinya (61 persen), dan mengirimkan pesan yang konsisten (58 persen).

Kita coba tarik benangnya ke SpaceX dan Tesla. Dua perusahaan ini bergerak di bidang yang futuristik: ruang angkasa dan transportasi berkelanjutan (dengan menggunakan energi terbarukan). SpaceX memiliki visi untuk membawa manusia ke Mars, sehingga manusia nantinya bisa membuat koloni di sana. Dasar pemikirannya anti-mainstream, di mana tidak semua CEO – bahkan mungkin hanya Musk satu-satunya – yang berani melakukan itu.

Hasil akhirnya pun sebenarnya masih belum terlihat, karena berada di teritori yang belum terjamah, sehingga mungkin banyak orang bertanya tentang bagaimana Musk bisa mendapatkan kontrak bisnis. Namun, nyatanya, dengan model bisnis yang sedemikian rupa, SpaceX bisa mendapatkkan pendanaan dari berbagai pihak dan menjelma menjadi satu-satunya perusahaan yang memfokuskan diri pada misi ruang angkasa.

Begitu juga dengan Tesla. Tesla memang bukan perusahaan yang dibuat Musk, melainkan dia membeli sahamnya di tahun 2004, sehingga menjadi pemegang saham terbesar. Namun, dengan Tesla di bawah kepemimpinannya di tahun 2008, perusahaan tersebut menjadi salah satu yang terdepan di bidang transportasi berkelanjutan.

Khan (2021) ketika meriset kepemimpinan Musk, menemukan bahwa sebagian besar karyawan mengatakan tidak ada yang lebih baik dalam mengerakkan karyawannya dibanding Musk. Bahkan, salah satu eksekutif senior mengatakan bahwa dulunya, dia banyak tidak sependapat dengan Musk. Kemudian, seberjalannya waktu, dia menyadari bahwa Musk benar. Dia merasa 10 kali lebih pintar dari sebelumnya.

Sebagai bukti dari keberhasilan Tesla, tahun 2018, Tesla memproduksi sebuah mobil yang disebut Tesla Roadster, yang menggunakan baterai lithium sebagai sumber energinya. Atas pencapaiannya tersebut, Musk dianggap sebagai pemimpin kreatif. Di tahun 2020, Tesla berhasil menjual 499.950 mobil. Hasil tersebut membuat Tesla melampaui Toyota sebagai perusahaan mobil yang paling berharga.

Dampaknya terhadap Indonesia

Bila melihat keberhasilannya memimpin perusahaan-perusahaannya, Musk tentu memberikan dampak yang besar bagi dunia global, terlebih fokusnya yang selaras dengan apa yang dunia ingin lakukan. Karenanya, wajar apabila banyak pihak yang ingin bekerja sama dengannya, khususnya dalam bentuk investasi. Keberadaan perusahaan Musk akan membawa perubahan yang cukup menonjol. Hal itu yang ingin diincar oleh Indonesia.

Dua perusahaan Elon Musk memiliki potensi yang baik bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, kedua pihak sudah lama menyusun jadwal agar pihak Indonesia dan Musk bertemu. Realisasinya baru terjadi dalam beberapa hari ini, di mana tim delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, bertemu dengan tim Elon Musk di kantor pusat Tesla di Tesla Giga, Texas, Amerika Serikat.

Pertemuan antara kedua pihak ini ingin memastikan keterlibatan Musk di iklim investasi di Indonesia. Menurut Rosan Roeslani, Duta Besar Indonesia untuk AS, Musk memberikan sinyal hijau akan berinvestasi di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, Elon Musk akan mengirimkan tim untuk mengkaji kesiapan tempat dan sumber daya yang dimiliki di Indonesia. Selain itu, Musk juga mengirimkan undangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkunjung ke kantor SpaceX pada Mei mendatang. Tentu ini menjadi itikad baik dan akan sangat menjanjikan jika Musk bisa berinvestasi di Indonesia.

Namun, jika melihat dari pemahaman yang lebih besar, Musk bisa membantu pengembangan energi terbarukan dan mobil listrik. Seperti yang kita ketahui, Tesla merupakan perusahaan yang sedang mengembangkan mobil listrik dengan menggunakan baterai lithium sebagai bahan bakarnya.

Baterai lithium sendiri merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan bagian dari pengembangan energi terbarukan. Ini pun sesuai dengan misi Indonesia untuk mengganti sumber energinya dengan energi terbarukan. Hingga akhir tahun 2021, bauran energi terbarukan di Indonesia sudah mencapai 11,7 persen dari 23 persen di tahun 2025.

Selain energi terbarukan, Indonesia juga sedang gencar-gencarnya mengembangkan mobil listrik. Per 16 Maret 2022, berdasarkan data Kemenhub RI, sudah ada 16.060 mobil listrik.

Hadirnya Tesla di Indonesia berpotensi mengakselerasi perkembangan mobil listrik di Indonesia. Terlebih, mobil listrik dan energi terbarukan merupakan isu yang saling berkaitan, karena menjadi kendaraan masa depan. Indonesia ingin menempatkan diri sebagai pasar mobil listrik dan baterai lithium dunia.

Dalam pernyataan Jokowi ketika menghadiri peluncuran mobil listrik Toyota pada Maret lalu, Presiden mengatakan, “Indonesia harus menjadi pemain penting dalam global supply chain di industri mobil listrik. Sebab, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk mendukung pengembangan mobil listrik."

Secara personal, Musk memiliki pengaruh global yang kuat. Dan itu terbukti dari berbagai kicauannya yang memiliki dampak global. Secara branding, Musk secara tidak langsung bisa menjadi brand ambassador Indonesia untuk mempromosikan investasi dan kredibilitas Indonesia ke masyarakat global. Promosi secara tidak langsung ini akan sangat membantu positioning Indonesia di kancah global.

Mengingat Indonesia juga punya target yang ambisius di masa depan, kehadiran Musk di Indonesia melalui perusahaannya bisa meningkatkan daya gedor dan kredibilitas Indonesia. Apalagi, dengan upaya Indonesia yang ingin mengundang Elon Musk ke pertemuan G20 pada November 2022 nanti, bisa memicu para investor dan pebisnis kelas kakap lainnya untuk datang ke Indonesia.

Singkatnya, keberadaan Elon Musk akan berdampak besar di kancah global dan nasional. Negara-negara yang berniat bekerja sama dengannya tentu akan mendapatkan manfaat besar dari Elon Musk, baik itu secara pribadi maupun lewat perusahaannya. Saat ini, tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Elon Musk adalah salah satu sosok paling penting yang akan menavigasi dunia menuju masa depan yang lebih hijau dan sustainable.

“The world is hoping someone will stand up when others back down.”
“Our world needs strong, bold, consistent, courageous, integrity-infused leaders.” - Craig Groeschel

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/01/164449965/elon-musk-kepemimpinan-global-dan-dampaknya-bagi-indonesia

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke