Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjelasan Ilmiah di Balik Tulisan Dokter yang Susah Dibaca

KOMPAS.com - Mengapa tulisan dokter saat menulis resep susah untuk dibaca? Bagaimana petugas farmasi bisa memahaminya?

Padahal jika sampai ahli farmasi salah dalam membaca resep obat, risikonya bisa berbahaya. Pasien akan menerima jenis obat atau dosis yang tidak semestinya mereka terima.

Pertanyaan sederhana itu mungkin sudah sering terlintas di benak dan pikiran kita.

Padahal, banyak dokter yang sesungguhnya memiliki tulisan tangan yang bagus dan rapi untuk dibaca. Namun, ketika mereka diminta untuk menuliskan resep atau catatan kontrol bagi pasiennya, maka tulisannya akan menjadi begitu sulit dipahami.

Mengapa tulisan dokter susah dibaca? Adakah penjelasan ilmiah di balik semua itu?

Melansir Pain Recovery, seorang dokter dalam bertugas memiliki kewajiban untuk menulis, baik resep, catatan kondisi pasien, dan sebagainya.

Tulisan-tulisan itu menjadi dokumen penting untuk rekam medis para pasiennya sekaligus sebagai bukti atas apa yang ia kerjakan terhadap pasiennya.

"Dalam dunia medis, jika semua itu tidak didokumentasikan, maka itu (tindakan medis dan pemberian obat-obatan) dianggap tidak terjadi," kata Direktur Medis di ParaDocs Worldwide, dr Celine Thum.

Alasan mengapa tulisan dokter susah dibaca

Ternyata ada sejumlah alasan mengapa tulisan-tulisan dokter sebagian besar jelek dan susah dibaca.

Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Lelah dan waktu yang terbatas

Dokter di Mercy Medical Center, dr Ruth Brocato menjelaskan, dokter memiliki jam kerja yang cukup panjang.

Di sepanjang waktu kerja itu, ia harus menuliskan banyak resep bagi para pasiennya yang kurang lebih sama. Artinya, ia hanya menuliskan nama-nama obat yang nyaris itu-itu saja.

“Jika Anda menulis selama 10 sampai 12 jam sehari dan Anda menulis dengan tangan, tangan Anda tidak dapat melakukannya,” kata Brocato.

Penjelasan lain diberikan oleh dokter manajemen nyeri di Genesis Pain Center, dr Asher Goldstein.

"Sebagian besar tulisan tangan dokter akan kian memburuk seiring berjalannya waktu, karena otot-otot tangan bekerja terlalu keras," kata Asher.

Jika satu pasien yang datang padanya membutuhkan waktu kontrol selama satu jam, dokter mungkin bisa mengistirahatkan tangan mereka.

Namun pada kenyataannya, kebanyakan setiap pasien hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk berkonsultasi.

Dengan begitu banyak pasien yang harus diperiksa dalam waktu praktik yang terbatas, para dokter lebih mementingkan mendapatkan informasi dari pasiennya untuk menentukan penanganan apa yang perlu dilakukan, daripada menyempurnakan tulisan tangan mereka.

2. Istilah yang rumit

Alasan lain mengapa tulisan tangan dokter sangat jelek adalah karena rumitnya istilah atau nama obat yang harus ditulis oleh dokter. Misalnya, mereka harus menulis "epididimitis".

Jika harus ditulis secara lengkap, benar, dan jelas, maka itu akan memerlukan ketelitian dan tentu memakan waktu.

“Kami memiliki begitu banyak istilah teknis yang tidak mungkin untuk ditulis,” kata Thum.

Menghindari hal itu, dokter akan menuliskan secara sepintas atau terkesan hanya menuliskan coretan-coretan yang tak bisa terbaca.

3. Singkatan yang sudah dimengerti

Pasien atau orang awam mungkin akan kesulitan memahami arti tulisan dokter dan menganggapnya sebagai tulisan yang sangat buruk.

Namun, bagi tenaga farmasi atau apoteker, mereka tak akan kesulitan untuk memahami tulisan "cakar ayam" itu.

Mengapa? Karena mereka telah memiliki pemahaman yang sama.

Ada sejumlah istilah yang ditulis menggunakan singkatan-singkatan yang telah disetujui bersama.

Misalnya, "QD" singkatan untuk "satu hari", "TID" singkatan untuk "tiga kali sehari."

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/13/183000165/penjelasan-ilmiah-di-balik-tulisan-dokter-yang-susah-dibaca

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke