Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peringkat Ketahanan Covid-19, Indonesia Nomor 52 dari 53

KOMPAS.com - Media Amerika Serikat Bloomberg belum lama ini membuat peringkat ketahanan Covid-19 berbagai negara di dunia.

Melansir Bloomberg, 30 November 2021, Peringkat Ketahanan Covid adalah gambaran bulanan di mana penyebaran virus corona ditangani paling efektif dengan pergolakan sosial dan ekonomi paling sedikit.

Peringkat ini disusun menggunakan 12 indikator data yang mencakup penahanan virus, kualitas perawatan kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian secara keseluruhan, dan perkembangan untuk memulai kembali perjalanan.

Pemeringkatan tersebut menggambarkan bagaimana 53 negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia merespons ancaman pandemi Covid-19.

Pada awalnya selama berbulan-bulan, negara-negara di Eropa mendominasi peringkat teratas dari daftar ini.

Akan tetapi saat varian Omicron dan cuaca dingin menyerang, peringkatnya tergeser oleh Uni Emirat Arab, salah satu negara yang paling konsisten sejak dimulainya peringkat ketahanan Covid-19 setahun lalu. Uni Emirat Arab kini menduduki peringkat pertama

Omicron telah mendarat pada waktu yang tidak tepat untuk belahan Bumi Utara, karena cuaca yang lebih dingin membuat orang berada di dalam ruangan, memicu beban kasus dan memicu pembatasan baru di beberapa tempat.

Negara-negara Eropa mencatat delapan penurunan terbesar bulan ini, dipimpin oleh Austria yang anjlok 31 peringkat setelah menjadi yang pertama di benua itu yang memasuki kembali penguncian nasional.

Irlandia, pemilik peringkat teratas pada September dan Oktober, turun tiga tempat ke nomor 4.

Chili dan Finlandia berada di peringkat kedua dan ketiga.

Kedua negara tersebut membanggakan tingkat vaksinasi yang tinggi dan terbuka untuk pengunjung. 

Daftar 10 besar peringkat Ketahanan Covid-19

Berikut ini daftar negara yang ada di peringkat 1-10 di dunia tentang Ketahanan Covid-19 menurut Bloomberg:

  1. Uni Emirat Arab
  2. Chili
  3. Finlandia
  4. Irlandia
  5. Spanyol
  6. Turki
  7. Kanada
  8. Swedia
  9. Perancis
  10. Denmark.

Data tersebut diperbarui terakhir pada 29 November pukul 14.00 waktu Hong Kong. Peringkat ini diperbarui setiap bulannya.


Lalu Indonesia peringkat ke berapa?

Negara-negara di Asia Tenggara menempati peringkat terbawah. Filipina ada di peringkat terakhir atau peringkat ke-53.

Lalu disusul Indonesia di peringkat ke-52, Vietnam peringkat ke-51, dan Malaysia peringkat ke-50.

Dua negara di peringkat paling bawah, termasuk Indonesia, telah memberikan kurang dari 100 suntikan vaksin Covid-19 per 100 orang, penghalang utama untuk meningkatkan skor mereka.

Indonesia dan Thailand disebut justru lebih menggencarkan untuk mendatangkan wisatawan yang divaksinasi dengan melonggarkan atau menghapus persyaratan karantina untuk hotspot wisata.

Peringkat yang cukup baik dicatat oleh Singapura. Negara itu menempati peringkat ke-37. Lalu Thailand ada di peringkat ke-47.

Peringkat Ketahanan Covid dari Bloomberg memberikan gambaran tentang bagaimana pandemi terjadi di 53 ekonomi utama saat ini.

Dengan memasukkan metrik tentang pembukaan kembali dan kebangkitan perjalanan global mulai pertengahan 2021, Bloomberg juga memberikan gambaran tentang bagaimana nasib ekonomi ini dapat berubah di masa depan ketika tempat-tempat keluar dari pandemi dengan kecepatan yang berbeda.

Bloomberg menyebut ini bukan keputusan final, mengingat ketidaksempurnaan data virus dan vaksin serta laju cepat krisis ini. Keadaan dan keberuntungan murni juga berperan, tetapi sulit untuk diukur.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/10/070500765/peringkat-ketahanan-covid-19-indonesia-nomor-52-dari-53

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke