Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

KOMPAS.com - Varian Omicron yang merupakan varian baru dari virus corona penyebab Covid-19 diketahui telah menyebar ke berbagai negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Omicron, varian yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan ini sebagai varian of concern (VoC) atau varian yang mengkhawatirkan.

Hal ini disebabkan karena jumlah mutasi pada protein spike varian Omicron jauh lebih tinggi dibandingkan varian lainnya termasuk varian Delta.

Dengan tingginya jumlah mutasi, membuat varian Omicron berpotensi lebih menular dan dikhawatirkan dapat menyebabkan ledakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali.

Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis dari Health Emergency Program WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, Omicron memang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi. Namun, pihaknya belum bisa membandingkan dengan varian Delta.

Varian Delta hingga saat ini disebutkan masih mendominasi kasus Covid-19 yang terjadi di dunia.

Namun terkait apakah varian Omicron menyebabkan dampak yang lebih parah, Maria mengatakan WHO menerima laporan mereka yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang beragam, ada yang mengalami gejala sedang hingga berat.

Kebanyakan dari mereka menunjukkan gejala sedang. Namun, hal itu belum cukup untuk mengatakan Omicron tak berbahaya atau tidak menimbulkan gejala berat.

"Seperti kasus infeksi virus corona varian lainnya, kebanyakan orang memang akan menunjukkan gejala ringan pada awal infeksi, memang ada yang tidak bergejala, namun gejala ringan yang muncul bisa berhenti dan sembuh, bisa juga menjadi parah dalam beberapa waktu setelahnya," ujarnya dalam bincang-bincang yang ditayangkan di YouTube WHO, 3 Desember 2021.

Cara pantau penyebaran varian Omicron di dunia

Untuk memantau berbagai varian virus corona di GISAID dapat dilakukan melalui laman https://www.giaid.org/hcov19-variants/.

Adapun langkah-langkah untuk melihat varian Omicron sudah dilaporkan di negara mana saja, yakni:

Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, untuk memantau kasus varian virus corona saat ini banyak yang menggunakan GISAID.

"Saat ini yang user friendly dan banyak dipakai/dirujuk adalah GISAID," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Hal senada juga diungkapkan oleh epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.

"Memang yang tersedia secara global GISAID. Itu untuk akses online bisa diakses publik," kata Dicky terpisah.

Dicky mengatakan, GISAID sering dijadikan rujukan untuk akademisi, media, maupun masyarakat.

GISAID dilansir dari lamannya, merupakan platform yang diluncurkan pada World Health Assembly pada Mei 2008.

GISAID dibuat sebagai alternatif dari model berbagi domain publik.

Awalnya ini digunakan para ilmuwan untuk meningkatkan pembagian data influenza.

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Jawahir Gustav Rizal, Lutfia Ayu Azanella | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/09/090500365/cara-pantau-penyebaran-varian-omicron-di-dunia

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke