Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Oktober 2009, Mengenang 12 Tahun Ledakan Meteor Diameter 5-10 Meter di Bone

Diberitakan Harian Kompas, 9 Oktober 2009, saat itu warga Watampone, Ibu Kota Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dikejutkan dentuman beruntun yang sangat keras diikuti gempa ringan.

Dentuman dengan kilatan cahaya kemerahan dan asap itu terjadi pada pukul 10.30 Wita.

Laporan temuan disampaikan kepada Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Hery Subiansauri.

Hery mengatakan, ia menerima laporan sejumlah warga Pantai Tanjung Palete yang melihat benda memancarkan api dan berasap di angkasa.

Awalnya, spekulasi yang muncul karena adanya pesawat jatuh, gempa, bahkan ledakan pesawat.

Dentuman juga dilaporkan warga Kabupaten Wajo, yang berbatasan dengan Bone.

Benda langit yang jatuh

Peneliti utama Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memperkirakan, ledakan keras di udara yang terjadi pada 8 Oktober di Bone itu karena adanya benda langit jatuh.

Hasil analisisi menunjukkan, benda langit itu berupa meteorit yang tergolong cukup besar.

Diberitakan Kompas.com, 18 Februari 2013, misteri terkuak setelah Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan hasil analisis pada 19 Oktober 2009.

Setelah dikaji, kejadian yang membuat panik warga Bone tersebut ternyata  karena asteroid yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak.

Analisis infrasound International Monitoring System (IMS) Infrasound Station of the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO) menemukan, benda yang meledak di kawasan Teluk Bone adalah sebuah asteroid berdiameter 5-10 meter, dengan energi ledakan setara 50 kiloton TNT.

Kompas.com, 29 Oktober 2009, memberitakan, ledakan meteor di Bone menyita perhatian dunia.

Ledakan yang dipicu asteroid besar itu bahkan dilaporkan sampai terdeteksi oleh alarm infrasound milik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CNTBTO) yang berjarak 10.000 km dari lokasi jatuhnya meteorit.

CNTBTO memang khusus untuk mendeteksi aktivitas atau ledakan nuklir di bumi.

Kekuatan ledakan itu, menurut peneliti dari University of Western Ontario, Elizabeth Silber dan Peter Brown, setara dengan 50 kiloton bom TNT.

Kekuatan itu dua sampai tiga kali lipat lebih kuat dari ledakan bom atom yang terjadi saat perang dunia ke-II.

Para astronom dunia terkejut karena mereka tidak mendeteksi keberadaan asteroid ini sebelum menghunjam Bumi.

Berdasarkan data statistik menyangkut populasi asteroid yang beredar di dekat Bumi, asteroid-asteroid cukup besar seperti yang jatuh di Bone biasa menghantam bumi dalam kisaran 2-12 tahun sekali.

Thomas Djamaluddin, yang saat itu merupakan Astrofisikaswan LAPAN, mengatakan, asteroid yang jatuh di Bone merupakan asteroid pertama di Indonesia yang berhasil teridentifikasi ukuran dan daya ledaknya pasca-peristiwa ledakannya terjadi.

"Kesaksian warga yang menyaksikan peristiwa tersebut merupakan informasi yang sangat penting dalam membantu proses identifikasi benda asing yang jatuh, selain perhitungan yang dilakukan oleh peneliti," ungkap Thomas.

Thomas menyebutkan, berdasarkan informasi yang dimilikinya, di Indonesia pernah dua kali terjadi peristiwa ledakan asteroid.

Berdasarkan laporan majalah Astronomi, peristiwa pertama terjadi di Perairan Maluku pada tahun 1980-an dan peristiwa kedua terjadi di kawasan Teluk Bone tahun 2009.

"Peristiwa yang terjadi di Perairan Maluku tercatat dalam laporan Majalah Astronomi. Lintasan benda asing yang diduga meteor terdeteksi di satelit, namun ukuran dan daya ledaknya tidak teridentifikasi," ujar Thomas.

(Sumber: Kompas.com/Fifi Dwi Pratiwi | Editor: Yunan, MSH)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/08/142800365/8-oktober-2009-mengenang-12-tahun-ledakan-meteor-diameter-5-10-meter-di

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke